PSSI Beri Tanggapan Soal Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan

Penggunaan Gas Air Mata jadi pertanyaan, PSSI beri jawaban soal Gas Air Mata yang ditembakan saat kerusuhan di laga Arema vs Persebaya yang menewaskan ratusan orang.

PSSI Beri Tanggapan Soal Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan
PSSI beri tanggapan soal gas air mata di tragedi Kanjuruhan. Gambar : AP Photo/Yudha Prabowo

BaperaNews - Tragedi Kanjuruhan pecah usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dilaksanakan. Jumlah korban per Minggu siang (2/10) pukul 15.53 WIB mencapai 131 orang tewas dan 200 lebih luka-luka.

Tragedi Kanjuruhan ini dinilai terjadi karena penggunaan gas air mata oleh aparat yang disemprot ke penonton di tribun, yang membuat massa penonton ketakutan dan berlarian. Padahal FIFA melarang penggunaan gas air mata di stadion.

Berikut tanggapan PSSI tentang gas air mata di tragedi Kanjuruhan yang disampaikan oleh Sekjen PSSI Yunus Nusi pada pertemuan pers pada Minggu (2/10) di Jakarta.

  • Kejadian terjadi begitu cepat

“Kejadian terjadi begitu cepat, pihak keamanan tentu telah memikirkan dengan baik langkah yang dilakukan karena memang pasca pertandingan para suporter langsung turun ke lapangan dan pihak keamanan terpaksa mengambil tindakan itu (menggunakan gas air mata)”.

  • Investigasi lanjutan dilaksanakan

“Kita tentu akan lakukan investigasi lanjutan, mudah-mudahan segera dapat informasi dari Malang. Nanti akan disampaikan Ketum PSSI Mochamad iriawan”. Prosedur sesuai operasional standar juga telah dikomunikasikan dengan PT LIB (Liga Indonesia Baru) yang jadi panitia pelaksananya.

  • Jadi evaluasi semua pihak

“Kejadian ini jadi evaluasi serius semua pihak, karena PSSI sudah menyampaikan regulasi sebelum pertandingan, soal SOP.

Sebelum dimulainya laga kita sudah lakukan workshop dengan panitia penyelenggara dan klub kami juga telah menyampaikan hal itu, tapi kondisi semalam tentunya menyesalkan, kita ijin sekali lagi menunggu hasil investigasi”.

Baca Juga : FIFA Respon Tragedi Kanjuruhan, FIFA: Sepakbola Dunia Berduka

  • Ada sanksi

“Hukuman yang diberikan kepada Arema Malang sangat berat, Komite Disiplin Pak Erwin Tobing telah mengeluarkan statement bahwa jelas tidak ada home di Malang, selanjutnya akan dilakukan sidang untuk sanksi-sanksi lainnya”.

  • Diwajibkan lapor ke FIFA

“Kita sudah komunikasi dengan FIFA, FIFA minta diberi laporannya, karena kejadian ini sangat luar biasa. Terkait asuransi tiket kita serahkan sepenuhnya ke PT LIB dan panitia”.

  • Kasus bukan karena perkelahian suporter

“ini kejadian bukan karena suporter yang saling memukul atau bertikai, ini lebih karena tertumpuknya korban di sebuah pintu yang pintu tersebut dijadikan kerumunan puluhan ribu orang yang kita tahu tentunya mereka saling terinjak, berdesak-desakan, dan akhirnya jatuh. Itulah yang terjadi dalam tragedi tersebut”.

“Sekali lagi ini bukan perkelahian antar suporter, ini kejadian karena berdesakan keluar pintu yang di dalamnya puluhan ribu penonton ingin segera keluar stadion. Infonya, menit ke-80 harusnya pintu sudah dibuka”.

“Kita tunggu apa yang disampaikan Ketum dan pengurus di Malang, mudah-mudahan hasil investigasi bisa segera kita dengarkan bersama-sama” tutup Yunus.

Baca Juga : Pernyataan Resmi PSSI Soal Tragedi Kanjuruhan