Petinggi Intelijen Inggris Peringatkan Soal Jebakan Utang China Bagaimana Dengan Indonesia?

Petinggi Intelijen asal Inggris memberi peringatan keras soal jebakan utang yang China berikan, Hal ini tentunya perlu di waspadai Indonesia yang juga mnerima hutang dari China

Petinggi Intelijen Inggris Peringatkan Soal Jebakan Utang China Bagaimana Dengan Indonesia?
Ilustrasi hutang Indonesia terhadap China. Gambar : Tempo/ Dok. Junianto prasongko

BaperaNews - Richard Moore (Kepala Badan Intelijen Inggris) memberikan peringatan keras terhadap jebakan utang dan juga jebakan data yang dilakukan oleh pihak negara China melalui interview yang digelar secara langsung di program BBC Radio 4. 

Richard Moore (Kepala Badan Intelijen Inggris) yang kerap disapa “C”, memberikan penjelasan bahwa jebakan yang dilakukan oleh China akan berdampak pada ancaman kedaulatan sehingga jika timbul masalah, mereka akan memberikan solusi untuk melakukan langkah – langkah defensif.

Richard Moore (Kepala Badan Intelijen Inggris) juga menambahkan bahwa China mempunyai kemampuan lebih dalam hal mendapatkan data dari seluruh penjuru dunia. Kemudian mereka akan mengiming – imingi uang untuk menciptakan ketertarikan dari berbagai pihak.

Sebagai seorang mantan agen rahasia, dirinya menyebut pihak Beijing mencoba untuk memanfaatkan dan memberikan pengaruhnya melalui berbagai kebijakan ekonomi dengan tujuan utama yakni membuat banyak orang masuk ke dalam perangkap yang sudah sengaja direncanakan sejak awal.

Kemudian terkait dengan jebakan data, pihak China akan mulai menggerogoti kedaulatan atas izin yang diberikan terkait data dari negara bersangkutan. Alhasil, negara yang telah memberikan akses tersebut tak lagi mempunyai kendali atas semua data yang ada karena sudah dikendalikan sepenuhnya oleh China.

“Fakta tersebut sudah benar – benar kami waspadai, khususnya di Inggris, karena sudah mencium bau – bau kecurangan,” kata Richard Moore (Kepala Badan Intelijen Inggris).

Lantas, bagaimana dengan Indonesia dengan adanya fakta demikian?

Dari data yang dirilis oleh pihak Bank Indonesia, utang luar negeri yang didapatkan Indonesia per bulan Agustus 2021 dari China mencapai 305 triliun rupiah. Nominal tersebut bukanlah jumlah yang sedikit. China menempati peringkat keempat terkait negara yang memberikan pendanaan kepada Indonesia. Negara – negara lain yang memberikan utang kepada Indonesia antara lain seperti Jepang, Amerika Serikat dan Singapura.

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, peningkatan utang Indonesia ke China hingga 400 persen. Di samping itu, China juga menjadi negara kedua terbesar yang membuka investasi di Indonesia setelah Singapura.

Nilai investasi China di Indonesia per tahun 2020 berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik sebesar 68,9 triliun rupiah. Peningkatan investasi China di Indonesia tercatat mulai dari proyek BRI hingga proyek yang baru – baru ini sedang populer yakni proyek kereta cepat Jakarta – Bandung.

Dari nominal utang dan juga investasi yang semakin membengkak, apakan Indonesia memiliki resiko menjadi salah satu target jebakan utang China?

Menurut penjelasan Mohammad Faisal (Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics) terkait hal tersebut, bahwa memang selalu ada peluang untuk terjebak utang dari China. Mengingat nilai investasi China di Indonesia kian hari kian bertambah dengan sangat cepat. Terlebih lagi di 5 tahun terakhir ini. Yang terpenting, kesepakatan dilakukan oleh pihak pemerintah, swasta dan BUMN.

Kemudian kasus gagal bayar Indonesia selama ini belum pernah terjadi sehingga harus menyerahkan pengelolaan aset seperti halnya yang dialami oleh Srilanka dan Uganda. Srilanka menyerahkan pengelolaan Pelabuhan Hambantota karena gagal bayar atas pinjaman dana sebesar 1,5 miliar dolar dari China. Kemudian Uganda harus menyerahkan pengelolaan aset Bandara Internasional Entebbe dengan kasus serupa gagal bayar utang ke China.