Fahd A Rafiq Bangga Teknologi Wolbachia Berhasil Turunkan Kasus Demam Berdarah di DIY

Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq menanggapi penyebaran nyamuk wolbachia yang dapat menghambat perkembangan virus di nyamuk berbahaya aedes aegypti. Simak selengkapnya!

Fahd A Rafiq Bangga Teknologi Wolbachia Berhasil Turunkan Kasus Demam Berdarah di DIY
Fahd A Rafiq Bangga Teknologi Wolbachia Berhasil Turunkan Kasus Demam Berdarah di DIY. Gambar: Fahd A Rafiq. Doc: Istimewa

Bapera News - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimplementasikan teknologi wolbachia guna kendalikan penyebaran demam berdarah di Tanah Air. Hasilnya, kota Yogyakarta berhasil turunkan angka kesakitan DBD hingga di bawah standar WHO berkat terobosan tersebut.

Hal itu disampaikan Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR RI di Gedung Parlemen untuk laporkan perkembangan program wolbachia dalam eliminasi demam berdarah.

Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq menanggapi penyebaran nyamuk wolbachia yang dapat menghambat perkembangan virus di nyamuk berbahaya aedes aegypti.

“Penyebaran ini dimaksudkan untuk menurunkan tingginya tingkat kematian dikarenakan DBD di Indonesia, nyamuk wolbachia ini dapat menghambat perkembangan virus di tubuh nyamuk aedes.” Ujar Fahd A Rafiq, Selasa (5/12).

Baca Juga: Fahd A Rafiq Mengapresiasi Pembangunan Jembatan Gantung di Baleraja

Menurut Menkes, wolbachia adalah bakteri intraseluler yang hidup di dalam sel serangga tertentu seperti lalat buah dan kupu-kupu. Bakteri ini tidak bisa bertahan atau menulari organisme lain di luar inang serangganya.

Cara kerja wolbachia yakni menghambat perkembangan virus dengue di dalam tubuh nyamuk aedes aegypti. Akibatnya, nyamuk tersebut sulit menularkan virus dengue ke manusia. Jika populasi nyamuk wolbachia terus bertambah, maka penularan virus terhambat dan kasus demam berdarah otomatis menurun.

Menkes menambahkan bahwa pemerintah sudah mencoba berbagai upaya selama 50 tahun, namun kasus DBD tak kunjung turun. Baru setelah wolbachia diimplementasikan di Yogyakarta pada 2017-2020, kasus DBD anjlok hingga 77% berdasarkan hasil studi.

"Sudah jelas sekali hasil studi yang ada, Begitu wolbachia disebar, dengue turun drastis. Secara data dan sains sudah terbukti.” Ujar Fahd A Rafiq, Selasa (5/12).

Sebagai tindak lanjut, Kemenkes menjalankan program wolbachia di 5 kota yakni Semarang, Bandung, Jakarta Barat, Bontang, dan Kupang. Pemilihan lokasi itu mempertimbangkan insiden DBD, kepadatan penduduk, keterwakilan wilayah, serta komitmen pemda.

Diharapkan teknologi wolbachia yang terbukti aman dan efektif ini bisa diterapkan di lebih banyak daerah. Sehingga, Indonesia bisa segera menekan angka kesakitan akibat demam berdarah menuju eliminasi.

Baca Juga: Fahd A Rafiq Mendukung Adanya GISAID Academy Yang Resmi Berdiri di Bali

Penulis : Ahmad G