Korea Selatan Merilis Lagu yang Memuji Kim Jong Un, 'Pemimpin yang Besar' dan 'Ayah Ramah'

Korea Selatan merilis lagu baru yang memuji Kim Jong Un sebagai 'ayah yang ramah' dan 'pemimpin yang luar biasa'. Simak selengkapnya di sini!

Korea Selatan Merilis Lagu yang Memuji Kim Jong Un, 'Pemimpin yang Besar' dan 'Ayah Ramah'
Lagu Baru Kim Jong Un yang Isinya Puji Diri Sendiri, Pemimpin yang Besar dan Ayah Ramah. Gambar : Reuters/KCNA

BaperaNews - Korea Utara baru saja merilis sebuah lagu baru yang memuji pemimpin mereka, Kim Jong Un, sebagai "ayah yang ramah" dan "pemimpin yang luar biasa." Lagu tersebut, yang menjadi bagian dari upaya propaganda pemerintah Pyonyang, tampaknya bertujuan untuk memperkuat posisi Kim Jong Un di tengah isolasi negara tersebut.

Video musik untuk lagu Kim Jong Un diputar di Korean Central Television, yang dikelola oleh pemerintah, pada Rabu lalu. Acara tersebut menampilkan beragam warga Korea Utara, mulai dari anak-anak hingga tentara dan staf medis, dengan penuh semangat menyanyikan lirik yang memuji Kim Jong Un.

Penggalan kalimat seperti "Ayo bernyanyi, Kim Jong Un pemimpin yang besar" dan "Mari kita bangga pada Kim Jong Un, seorang ayah yang ramah" berkumandang di tengah suasana yang terasa seperti pesta.

Lagu ini dipentaskan secara langsung, ditemani oleh sebuah orkestra, dan disaksikan oleh Kim Jong Un sendiri. Tak hanya itu, lagu ini juga disiarkan di televisi negara sebagai bagian dari seremoni penyelesaian pembangunan 10.000 rumah baru.

Baca Juga: Kim Jong Un Menangis, Minta Anak Perempuan Korut Melahirkan

Dinasti keluarga Kim yang telah memerintah Korea Utara sejak didirikan setelah Perang Dunia Kedua terus berupaya memperkuat cengkeraman mereka pada kekuasaan dengan membangun kultus kepribadian di sekitar mereka. Langkah ini diyakini bertujuan untuk mempertahankan otoritas mereka tanpa terlalu tergantung pada warisan pendahulu mereka.

Peluncuran lagu berjudul "Friendly Father" atau “Ayah yang Ramah” ini juga terjadi bersamaan dengan perubahan nama-nama hari libur umum di Korea Utara.

Media pemerintah mulai mengganti istilah "Hari Matahari", yang sebelumnya merujuk pada hari libur umum tahunan yang memperingati kelahiran pendiri negara Kim Il Sung, menjadi istilah "hari libur April" yang lebih netral.

Spekulasi pun muncul bahwa perubahan ini merupakan bagian dari upaya Kim Jong Un untuk menegaskan otoritasnya sendiri tanpa terlalu mengandalkan warisan ayahnya.

Langkah ini dianggap sebagai langkah strategis dalam mengekalkan kekuasaan di tengah tekanan domestik dan tekanan internasional terkait program senjata nuklir negara itu.

Baca Juga: Agar Bisa Main ke Disneyland, Kim Jong Un Gunakan Paspor Palsu