Capres Ekuador Yang Tewas Ditembak, Sempat Diancam Pemimpin Geng Narkoba

Fernando Villavicencio, seorang calon presiden Ekuador mendapat ancaman dari geng narkoba.

Capres Ekuador Yang Tewas Ditembak, Sempat Diancam Pemimpin Geng Narkoba
Capres Ekuador Yang Tewas Ditembak, Sempat Diancam Pemimpin Geng Narkoba. Gambar : AP Photo/Juan Diego Montenegro

BaperaNews - Kematian tragis Fernando Villavicencio, seorang capres Ekuador, telah membawa ketegangan politik negara ini ke level yang lebih tinggi.

Insiden penembakan ini bukan saja mengguncang masyarakat, tetapi juga menghadirkan tantangan baru bagi stabilitas politik Ekuador menjelang pemilihan presiden yang semakin dekat.

Fernando Villavicencio, yang berusia 59 tahun, adalah seorang mantan anggota serikat pekerja dan jurnalis yang tegas dalam mengkritik dugaan korupsi dan praktik penggelapan pajak di negara ini.

Penembakan terjadi ketika Villavicencio usai ber-kampanye di wilayah utara Quito. Menurut laporan, pelaku yang tidak dikenal mendekat dan menembaknya. Petugas keamanan merespons dengan menembak mati pelaku yang juga terluka dalam baku tembak tersebut.

Fernando Villavicencio Dijuluki "Suara Keadilan"

Keprihatinan terhadap stabilitas politik Ekuador semakin meningkat seiring dengan meningkatnya polarisasi politik dan konflik di antara para capres Ekuador.

Villavicencio, yang dijuluki sebagai "suara keadilan" oleh pendukungnya, telah mengecam keras dugaan korupsi dan praktik-praktik yang merugikan negara. Dia juga dikenal sebagai pengkritik mantan Presiden Rafael Correa, yang mengarah pada konflik dengan kelompok pendukung Correa. 

Baca Juga  : Mengerikan! 90 Orang Sipir Penjara di Ekuador Disandera Napi

Pemerintah Ekuador, di bawah kepemimpinan Presiden Guillermo Lasso, merespons kematian ini dengan mengutuk tindakan tersebut dan berjanji untuk mengusut kasus ini secara menyeluruh.

Namun, dampaknya terhadap iklim politik yang sudah terkoyak oleh pertentangan masih belum jelas. Masyarakat dan pemimpin partai politik khawatir bahwa insiden ini dapat memicu ketegangan lebih lanjut dan mempengaruhi proses pemilihan presiden yang akan datang.

Fernando Villavicencio Diduga Sebagai Musuh Kartel Narkoba

Sejak beberapa tahun terakhir, Ekuador menghadapi peningkatan tindak kekerasan. Salah satu penyebab utamanya adalah aktivitas kartel narkoba yang semakin marak di negara ini.

Kartel narkoba bukan hanya menyebarkan obat-obatan terlarang tetapi juga terlibat dalam berbagai bentuk kekerasan, termasuk pembunuhan. 

Tantangan terbesar bagi Ekuador saat ini adalah bagaimana caranya memerangi geng narkoba serta memastikan keamanan dan stabilitas politik di negara ini, terutama menjelang pemilihan presiden.

Fernando Villavicencio Mendapat Ancaman Dari Pimpinan Geng Narkoba

Sebelum penembakan terjadi, Fernando Villavicencio sempat menyatakan bahwa ia dan timnya mendapat ancaman dari pemimpin geng narkoba. Ada spekulasi bahwa keterlibatan kartel narkoba dalam dunia politik Ekuador mungkin menjadi latar belakang dari penembakan ini.

Pemilu Ekuador Sekamin Dekat

Tanggal 20 Agustus, Ekuador akan melangsungkan pemilihan presiden. Insiden pembunuhan ini memicu pertanyaan tentang bagaimana pemilihan ini akan berlangsung di tengah meningkatnya kekerasan dan polarisasi politik.

Kemungkinan terburuk saat ini pemilu bisa jadi ditunda untuk mengurangi ketegangan politik, serta mencegah aksi balasan dari pendukung Fernando. 

Baca Juga : Ngeri! 4 Orang Tewas Ditembak Saat Pesta Ulang Tahun di Alabama