Kerajaan Listrik Indonesia Sebentar lagi, Jokowi Minta Pertamina Turunkan Impor Minyak

Presiden Jokowi minta PT Pertamina kurangi impor minyak dan segera menyusun rencana untuk beralih ke penggunaan energi listrik

Kerajaan Listrik Indonesia Sebentar lagi, Jokowi Minta Pertamina Turunkan Impor Minyak
Presiden Jokowi meminta Pertamina kurangi impor minyak dan beralih ke energi listrik. Gambar : ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN

BaperaNews - Presiden Jokowi memberikan instruksi kepada pihak PT Pertamina dengan tujuan untuk mulai melakukan pengurangan jumlah impor gas dan minyak yang kini masih mengandalkan suplai dari luar negeri. PT Pertamina didorong oleh Presiden Jokowi untuk bisa segera menyusun rencana dan strategi agar masyarakat mulai beralih ke kompor listrik dan juga penggunaan mobil listrik.

“Jika rencana pengalihan sumber daya energi dari minyak dan gas ke listrik semua, bisa menyerap persediaan listrik dari PLN yang kini selalu dalam kondisi over supply sehingga pengurangan impor minyak dan gas pun bisa semakin diturunkan,” kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan di akun youtube sekretariat Presiden pada hari Sabtu, 20 November 2021. 

Presiden Jokowi juga menjelaskan perihal perubahan kurs rupiah sangat berpengaruh pada aktivitas impor minyak dan gas. Semakin banyak impor minyak dan gas yang dilakukan, maka pengaruh terhadap nilai tukar rupiah juga ikut semakin besar. Hal tersebut bisa terjadi karena saat pihak PT Pertamina melakukan proses impor, secara langsung transaksinya akan menggunakan mata uang dolar.

“Itu sangat berpengaruh terhadap currency negara kita. Setiap bulannya, mau tidak mau PT Pertamina harus membeli uang dalam bentuk dolar dengan jumlahnya besar sekali. Menimbang fakta tersebut, kita harus terus memberikan dorongan agar penggunaan energi minyak dan gas bisa terus ditekan dengan beralih ke energi listrik,” tambah Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi sangat yakin, jika pihak pertamina terus memangkas pasokan impor minyak dan gas akan membawa dampak yang besar bagi neraca pembayaran nasional. 

“Keuntungan terbesar yang didapatkan oleh negara adalah pada neraca pembayaran. Sudah sekian puluh tahun lamanya negara kita bergantung pada impor minyak dan gas dengan nominal besar. Hingga kini bisa diibaratkan sebagai kebutuhan pokok bagi negara,” ujar Presiden Jokowi.

Di sisi lain Basuki Tjahaja Purnama atau yang kerap disapa Ahok (Komut Pertamina) enggan memberikan respon lebih dalam lagi. Ahok menjelaskan, bahwa kebijakan impor minyak dan gas sepenuhnya berada di tangan para direksi PT Pertamina. Jadi Ahok tidak bisa memutuskan secara sepihak meski dia memegang jabatan tinggi di PT Pertamina.

Menurut penjelasan dari Margo Yuwono (Kepala Badan Pusat Statistik), setidaknya besaran belanja negara yang digunakan untuk mengimpor minyak dan gas mencapai 2,05 miliar dolar Amerika Serikat per bulan Agustus 2021. Kenaikan dalam setahun terakhir dari bulan Agustus 2020 hingga bulan Agustus 2021 terjadi peningkatan 115,75 persen. Sedangkan dari bulan Juli 2021, terjadi peningkatan sebesar 14,74 persen.

Bila nantinya peralihan energi minyak dan gas menjadi energi listrik, Indonesia tentu akan jadi kerajaan dari sumber energi listrik didunia. Bayangkan saja bila nantinya kendaraan beralih ke energi listrik, lalu penggunaan segala keperluan beralih menggunakan energi listrik. Pasalnya Indonesia merupakan penghasil bijih nikel terbesar didunia, yang menjadi bahan baku utama dalam pembuatan baterai listrik

Menurut data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2019 Dari total produksi nikel dunia yang berjumlah 2,668 juta ton Ni, Indonesia ternyata menyumbang sekitar 800 ribu ton Ni dalam kurun waktu sepanjang tahun 2019. Jumlah tersebut menobatkan Indonesia sebagai negara produsen bijih nikel terbesar di dunia. 

Bila saat ini Indonesia masih mengimpor minyak dari asing sebagai kebutuhan energi saat ini, nantinya Indonesia yang akan menjadi sumber energi terbarukan. Sangat membanggakan