Babinsa Cukur Puluhan Siswa SMP di Purwakarta, Kenapa?

Heboh video Babinsa cukur puluhan siswa SMP di Purwakarta. Simak selengkapnya!

Babinsa Cukur Puluhan Siswa SMP di Purwakarta, Kenapa?
Babinsa Cukur Puluhan Siswa SMP di Purwakarta, Kenapa?. Gambar: Tangkapan Layar YouTube/Kompas TV

BaperaNews - Viral video Babinsa cukur puluhan siswa SMP di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat dengan hasil potongan rambut yang asal-asalan. Aparat Bintara Pembina Desa ini disebut sedang lakukan penertiban kepada siswa-siswa sebagai bentuk kepedulian agar anak-anak lebih disiplin.

Kepala Pendidikan Purwakarta Purwanto menyebut aksi Babinsa cukur puluhan siswa SMP itu adalah bentuk pembinaan khususnya kepada siswa yang melakukan hal tidak baik.

“Itu pembinaan ya. Mitigasi banyak siswa yang terindikasi melakukan hal tidak baik. Jadi Babinsa diundang agar berikan pembinaan” kata Purwanto hari Kamis (7/9).

Purwanto menjelaskan memang ada program yang mengharuskan TNI Polri sampai pemerintah masuk ke ranah sekolah. Mereka diundang secara rutin untuk berikan pembinaan pada siswa yang punya catatan berbuat kenakalan remaja.

Baca Juga : Kakak-Beradik Diduga Jadi Bandar Narkoba di Gang Suluk Kampung Pajak 

Kepala Sekolah : Ini Tindakan Spontan

Sementara Kepala SMPN 2 Manis Purwokerto Yana Heryana meminta maaf atas adanya aksi Babinsa cukur puluhan siswa SMP. Yana mengungkap hal ini terjadi secara spontan ketika anggota Babinsa dipanggil sebagai pembina upacara.

Saat upacara itulah ada siswa yang tidak tertib pada aturan sekolah seperti berambut gondrong sehingga Babinsa memotong rambut mereka secara asal-asalan sebagai bentuk pembinaan agar siswa yang bersangkutan tidak lagi melakukan kesalahan serupa. Yana mengakui tindakan Babinsa cukur puluhan siswa dengan model asal-asalan bukanlah tindakan yang tepat.

“Saya dan pihak sekolah meminta maaf atas hal tersebut. Kami sudah sampaikan hal ini kepada orang tua siswa” kata Yana hari Rabu siang (6/9).

Pengamat Pendidikan : Babinsa Tidak Punya Hak!

Pengamat pendidikan Ina Liem kecewa atas tindakan Babinsa yang mencukur rambut siswa secara asal-asalan di Purwakarta dengan alasan agar siswa jera. Menurutnya hal ini ialah bentuk kekerasan fisik karena berbuat aksi pembotakan rambut padahal pihak sekolah lah yang gagal jalankan budaya kesadaran taat aturan pada siswanya. Menurutnya sekolah seharusnya punya aturan dan mekanisme sendiri untuk membina siswanya, tidak dengan hukuman potong rambut asal-asalan yang tidak ada dasarnya.

“Ini bentuk hukuman kan bisa misalnya tidak boleh masuk gerbang sekolah, diskorts, dikurangi nilainya, dan lainnya. Kalau ini namanya pemaksaan ya, kekerasan terlebih pelakunya Babinsa” tandas Ina.

Semoga pihak sekolah maupun insan pendidik lain bisa bekerja dan bertindak lebih bijak ya.

Baca Juga : Geger di Media Sosial, Turis Lokal di Nusa Dua Diusir oleh Sekuriti Hotel