Indonesia Masuk Gelombang Ketiga Covid-19, Masa Krisis Terjadi di Bulan Februari

Zubairi Djoerban Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 mengatakan bahwa Indonesia sudah masuk gelombang ketiga Covid-19 dan masa krisis terjadi di bulan Februari.

Indonesia Masuk Gelombang Ketiga Covid-19, Masa Krisis Terjadi di Bulan Februari
Antrian ambulans di RSUD Wisma Atlet. Gambar : Merdeka.com/Dok. Iqbal Nugroho

BaperaNews - Zubairi Djoerban Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai bahwa gelombang ketiga virus corona sudah terjadi di Indonesia.

“Bagi yang mengira kita telah masuk gelombang ketiga covid-19, ya kita ‘berhasil’ memasukinya,” tulis Zubairi dalam akun Twitternya @ProfesorZubairi, Senin (31/1)

Zubairi Djoerban menjelaskan bahwa keterisian rumah sakit dan tingkat penularan atau positivity rate kian meninggi. Menurut catatan, positivity rate harian untuk pemeriksaan PCR dan TCM sudah mencapai angka 23.93 persen.

“Kasus naik tiap hari, BOR dan positivity rate juga, plus klaster,” ujar Zubairi.

Zubairi Djoerban kemudian menyoroti strategi dan upaya terkait pelacakan kontak erat dan penelusuran kasus. Menurutnya, sejauh ini strategi dan upaya tersebut masih belum maksimal. Karena masih ada ketimpangan terkait jumlah tes di tiap provinsi. Diketahui, tes paling banyak dilakukan di provinsi DKI Jakarta, sementara transmisi penularan Covid-19 sudah terjadi di banyak daerah.

"Kita ini berjalan seperti biasa saja-tanpa sadar bahwa yang terinfeksi itu sebenarnya sudah di mana-mana," tutur Zubairi Djoerban.

Zubairi Djoerban pun menghimbau agar warga tetap tenang dan tidak panik namun harus tetap waspada. Zubairi Djoerban menghimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan ketat. Dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

Baca Juga : Usai Menang Telak atas Timor Leste, Shin Tae Yong Ungkap 8 Pemain Timnas Indonesia Positif Covid-19.

“Tapi jangan panik. Kita bisa atasi sebelum jadi lebih buruk. Pemutusan rantai penularan harus dilakukan cepat dan efisien,” kata Zubairi Djoerban.

Sebelumnya, Saat kasus virus covid-19 melonjak dalam sepekan terakhir Zubairi Djoerban sempat mendorong pemerintah untuk kembali menerapkan dan memperketat Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Selain itu, Zubairi Djoerban juga sempat mengevaluasi kebijakan pemerintah terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas 100 persen. Pasalnya, anak-anak memiliki resiko terpapar covid-19 dan menjadi penular.

Sejalan dengan itu, Epidemiologi Dicky Budiman mengatakan bahwa memang benar Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga covid-19 sejak bulan Januari lalu. 

Ia pun menyampaikan bahwa karakter masyarakat Indonesia ada yang harus diperbaiki untuk membuat data real penyebaran Covid-19. Karena menurutnya, banyak masyarakat Indonesia yang tidak langsung ke rumah sakit saat merasa ada gejala.

"Mayoritas kasus ini tidak bergejala karakter masyarakat kita bukan dikit-dikit ke rumah sakit. Ini banyak, kasus 10 kali lipat dari yang ditemukan tidak terdeteksi," jelasnya

Dicky pun memprediksi puncak kasus covid-19 akan terjadi pada akhir Februari dan kemudian kasus covid-19 akan turun di awal Maret.

“Turun laginya tergantung respons. Untuk masa krisis, kita akan hadapi sampai akhir Februari untuk Jawa-Bali," tuturnya.