RI Rugi Rp180 T karena WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Jokowi menyampaikan kekhawatirannya terhadap dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh banyaknya WNI yang memilih untuk berobat ke luar negeri. Baca selengkapnya di sini!

RI Rugi Rp180 T karena WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
RI Rugi Rp180 T karena WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri. Gambar : Dok. SetKab

BaperaNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak ekonomi negatif akibat banyaknya warga negara Indonesia (WNI) yang memilih untuk berobat ke luar negeri.

Dalam Rapat Kerja Kesatuan Nusantara (Raker Kesnas) 2024 di ICE BSD, Tangerang, Jokowi menyatakan bahwa satu juta WNI lebih memilih berobat di Malaysia, Singapura, Jepang, Korea, Eropa, dan Amerika Serikat.

Menurut Jokowi, fenomena tersebut telah menyebabkan negara kehilangan devisa sebesar 11,5 miliar USD, yang jika dirupiahkan setara dengan Rp180 triliun. Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat merasa bahwa fasilitas dan pelayanan kesehatan di Indonesia masih belum maksimal.

"Kita kehilangan 11,5 Miliar USD, kalau dirupiahkan Rp180 triliun hilang. Karena warga kita tidak mau berobat di dalam negeri," kata Jokowi.

Meskipun demikian, Jokowi juga memahami alasan di balik pilihan sebagian masyarakat untuk berobat ke luar negeri. Namun, ia menginginkan agar penguatan industri kesehatan di dalam negeri terus dilakukan. Saat ini, sebanyak 90 persen bahan produksi farmasi dan 52 persen alat kesehatan masih diimpor.

"Jadi pasti ada sebabnya kenapa nggak mau berobat di dalam negeri. Ini persoalannya harus diselesaikan," ujar Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Bertemu dengan Bos Apple Tim Cook di Istana Merdeka, Ini yang Dibahas

Presiden menekankan perlunya penyelesaian terhadap masalah tersebut agar lebih banyak masyarakat yang memilih berobat di dalam negeri. Upaya penguatan industri kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga masyarakat merasa lebih percaya untuk berobat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lokal.

Fenomena masyarakat yang lebih memilih berobat ke laur negeri ini juga diungkap juga oleh dr. Effiana dari Program Studi Magister Bioetika FK-KMK UGM terkait etik dalam pengambilan keputusan masyarakat berobat ke luar negeri.

“Secara umum, alasan masyarakat adalah ketidakpuasan terhadap pelayanan yang ada di Indonesia. Selain itu, faktor penarik berupa layanan yang lebih lengkap di negara tujuan juga cukup berpengaruh,” katanya dalam Raboan Discussion Forum yang diselenggarakan oleh CBMH (Center for Bioethics and Medical Humanities) UGM.

Baca Juga: Kemenkes Sebut Kasus DBD Bakal Terus Meningkat di Musim Pancaroba