Uber PHK 200 Karyawan Demi Hemat Biaya

Dalam upaya merampingkan biaya operasional, Uber melakukan PHK terhadap 200 karyawan. Simak berita selengkapnya di sini!

Uber PHK 200 Karyawan Demi Hemat Biaya
Uber PHK 200 Karyawan Demi Hemat Biaya. Gambar : REUTERS/Luisa Gonzalez

BaperaNews - Uber, perusahaan taksi online asal Amerika Serikat menyampaikan terpaksa lakukan PHK (pemutusan hubungan kerja) pada 200 karyawannya. PHK dilakukan untuk menjaga jumlah staf tetap sepanjang tahun dan mengurangi atau merampingkan biaya operasional.

PHK Uber Berimbas Pada 200 Karyawan

PHK Uber ini mempengaruhi kurang dari 1% dari 32.700 tenaga kerja Uber secara global. Sebelumnya Uber juga telah lakukan PHK pada 150 karyawannya di divisi layanan pengiriman di awal tahun 2023 ini. PHK terbaru menyumbang 35% dari tim perekrutan.

Pada awal masa pandemi covid19, PHK Uber telah memangkas sekitar 17% karyawannya dan menerapkan potongan lebih kecil dari pesaingnya, Lyft selama beberapa bulan terakhir.

Lyft yang dipimpin CEO baru David Risher juga menghentikan sekitar 26% dari total karyawannya pada April 2023 dan 700 karyawan di akhir tahun 2022 lalu karena berjuang untuk lindungi perebutan pangsa pasar yang lebih lebih besar dari mereka, Uber.

Sedangkan Uber menyebut di bulan Mei 2023 pihaknya berada di jalur yang untuk bukukan pendapatan operasional di tahun ini dan hanya bisa mempertahankan tenaga kerjanya setelah jumlah karyawannya terus menurun sejak kuartal pertama 2023. 

Baca Juga : 9 Pabrik Bakal PHK Massal Di Beberapa Daerah, Ada Apa?

Grab Juga PHK 1.000 Pekerjanya

Tidak hanya Uber, perusahaan taksi online serupa yakni Grab juga akan memecat 1.000 karyawannya atau 11% dari total jumlah karyawannya.

CEO Grab Anthony Tan mengungkap PHK harus dilakukan pihaknya karena perusahaan butuh memangkas biaya operasional dan memastikan layanan bisa didapatkan pelanggan dengan harga lebih terjangkau.

Pada sebuah surat yang dikirim Anthony pada karyawannya, ia menjelaskan PHK Grab ini memang yang terbesar sejak pandemi covid19, perusahaan harus lakukan reorganisasi strategis untuk bisa terus adaptasi dengan lingkungan bisnis.

“Perubahan tidak pernah secepat ini. Teknologi seperti AI atau kecerdasan buatan generatif terus berkembang dengan kecepatan tinggi, membuat biaya modal terus meningkat dan berdampak pada lanskap persaingan. Kita memberi tahu setelah jam kerja sehingga Anda punya waktu untuk memproses berita ini secara pribadi. Kita memang harus gabungkan skala eksekusi dengan biaya sehingga bisa menawarkan layanan lebih terjangkau dan berkelanjutan pada masyarakat untuk memperdalam penetrasi kita” kata Anthony pada karyawannya.

Karyawan yang dipecat akan mendapat pesangon setengah bulan atau sesuai UU yang berlaku.

Baca Juga : Mulai November Tenaga Honorer Dihapus, Dijamin No PHK Massal