Rusia Konfirmasi Pecat 115 Prajurit Karena Menolak Perang Di Ukraina

Pengadilan Rusia mengkonfirmasi telah memecat 115 prajuritnya, karena menolak untuk ikut menjalankan operasi militer (Perang) Rusia di Ukraina.

Rusia Konfirmasi Pecat 115 Prajurit Karena Menolak Perang Di Ukraina
Rusia Pecat 115 Prajurit Karena Menolak Perang Di Ukraina. Gambar : AFP

BaperaNews - Pengadilan Rusia mengkonfirmasi telah memecat 115 prajuritnya pada Kamis 26 Mei 2022, Rusia melakukan hal itu karena para prajurit mengajukan banding sehubungan dengan pemecatan mereka sebelumnya akibat menolak ikut menjalankan operasi militer Rusia di Ukraina.

Kantor berita setempat, Interfax melaporkan pada hari Kamis bahwa para prajurit tersebut menolak untuk menjalankan tugas operasi khusus Moskow di Ukraina, kasus ini menjadi yang pertama tentang adanya penolakan prajurit untuk bergabung dengan militer Rusia sejak operasi militer diluncurkan pada 24 Februari 2022 lalu.

Pengadilan militer Kabardino Balkaria Selatan Rusia menyatakan pihaknya sudah memeriksa dokumen yang diperlukan dan menanyai para pejabat Garda Nasional yang merupakan pasukan keamanan lokal khusus yang terpisah dari tentara Rusia.

Dari pemeriksaan tersebut, disimpulkan bahwa para prajurit menjadi terdakwa karena sewenang-wenang menolak tugas resmi sehingga pengadilan juga menolak pengajuan banding mereka dimana seorang tentara memang sudah memiliki kewajiban untuk membela Negara.

Sidang dilakukan tertutup untuk menghindari terungkapnya rahasia militer, sejak Rusia melancarkan operasi militer ke Ukraina, Rusia memang menutup erat kondisi pasukannya dan berapa jumlah pasti peperangan, sejumlah media Rusia hingga lembaga lain yang berhubungan mulai bocor tentang kondisi perang yang sesungguhnya.

Baca Juga : Putin Sebut Tentara Rusia yang Terluka di Ukraina Sebagai Pahlawan

Valentine Melnikova, sekretaris eksekutif Komite Persatuan Ibu Tentara Rusia, mengungkap ada banyak keluhan dan kekhawatiran yang ia dengar ketika unit pertama dirotasi dari Ukraina untuk istirahat, ia menyebut banyak tentara yang menolak untuk perang di Ukraina namun tidak mau memberi rincian dengan alasan kepentingan hukum dan keamanan.

Direktorat Intelijen Ukraina juga melaporkan bahwa sejumlah unit Rusia, khususnya 150 th Motorized Rifle Division of the 8th Army of the Southern Military Distictarab, ada 70% tentara menolak untuk jalankan tugas namun CNN tidak bisa verifikasi nomor tersebut.

Saat ini Presiden Rusia, Vladimir Putin juga sedang membuat aturan tentang aset perusahaan luar yang minggat dari Rusia, ia memperingatkan bahwa Moskow masih bisa mendapatkan cara untuk memiliki teknologi canggih serta barang mewah.

“Kadang ketika Anda melihat mereka pergi, terima kasih Tuhan, mungkin? Kami akan menempati mereka dengan bisnis dan produksi kami, itu sudah berkembang dan itu akan dengan aman duduk di tanah yang disiapkan oleh mitra kami” ujarnya pada Kamis 26 Mei 2022.