Fakta Miris Saat Krisis Inggris: Jumlah Pekerja Seks Bertambah Demi Biaya Hidup

Saat ini Inggris mengalami krisis, Biaya hidup makin mahal membuat 10,9 juta orang menunggak tagihan, 5,9 juta orang sulit bahan pangan, dan membuat Jumlah Pekerja Seks Bertambah

Fakta Miris Saat Krisis Inggris: Jumlah Pekerja Seks Bertambah Demi Biaya Hidup
Susahnya biaya hidup warga Inggris. Gambar : Reuters.com/Henry Nicholls

BaperaNews - Inggris mengalami krisis. Dari laporan Money Advice Trust, 20% orang dewasa Inggris yang setara dengan 10,9 juta orang menunggak satu atau lebih pembayaran tagihan rumah tangganya.

Banyak juga warga yang beralih menjadi pekerja seks komersial untuk mendapat uang tambahan demi mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan keluarga.

Tak hanya itu, 5,9 juta orang juga dilaporkan sulit bahan pangan dalam tiga bulan terakhir karena melonjaknya harga biaya hidup.

Masyarakat miskin memilih untuk tidak membeli makanan, makan sekali sehari, bahkan tidak makan berhari-hari demi mereka bisa membayar tagihan listrik dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Selain itu, 8 juta orang menjual barang rumah tangga dan benda berharganya demi bisa membayar tagihan.

Organisasi English Collective of Prostitutes melaporkan pekerja seks naik sepertiga di musim panas tahun ini. Organisasi tersebut ialah lembaga yang mengatur agar mereka yang menjadi pekerja seks bisa bekerja dengan aman dan sesuai hukum.

Baca Juga : Usai Jadi Raja Inggris, Raja Charles III Pecat 100 Pekerja

“Kenaikan biaya hidup mendorong banyak wanita untuk bekerja di bidang seksual dengan berbagai cara, entah online atau di jalanan. Kita melihat masyarakat yang bekerja di bidang itu melakukannya karena putus asa, itu membuat mereka rawan eksploitasi dan kekerasan” ujar Jubir lembaga tersebut, Niki Adams.

“Mereka didorong ke sektor pekerja seks itu karena kehilangan pekerjaan akibat Covid-19 dan tidak bisa temukan pekerjaan lain untuk menutupi kebutuhan hidup mereka” imbuhnya.

Lembaga serupa lain di Inggris MASH juga mengakui banyak wanita menghubungi dan meminta jadi pekerja seks untuk menyambung hidup dan memiliki tempat tinggal. CEO MASH, Annie Emery menilai kehidupan perempuan di Inggris semakin sulit sejak pandemi Covid-19.

“Saat ada Covid-19, kami lihat banyak perempuan kehilangan pemasukannya hanya dalam waktu semalam, mereka butuh pangan darurat, mereka diusir dari tempatnya, dan tidak bisa melakukan isolasi. MASH telah berdiri 30 tahun dan kami khawatir, kehidupan sulit membuat perempuan punya opsi terbatas” tuturnya.

Biaya hidup di Inggris saat ini sedang memuncak, sejak akhir tahun 2021 hingga kini, membuat inflasi tinggi.

Pasokan gas semakin mahal, salah satunya karena Rusia tidak memasok ke Inggris akibat Inggris memberi sanksi kepadanya dan mendukung Ukraina. Inggris kesulitan gas, padahal warga Inggris butuh gas untuk listrik dan memanaskan rumah. Gas yang mahal membuat kebutuhan lainnya juga melonjak.

Baca Juga : Israel Ajak Damai Palestina, Tapi Minta Negaranya Diakui Dunia