Viral! Bayi Prematur Dibuat Konten Foto Newborn Berakhir Meninggal

Kisah seorang bayi prematur di Klinik Alifa mencuat setelah keluarga mengungkapkan ketidakprofesionalan terhadap pelayanan kesehatan.

Viral! Bayi Prematur Dibuat Konten Foto Newborn Berakhir Meninggal
Viral! Bayi Prematur Dibuat Konten Foto Newborn Berakhir Meninggal. Gambar : Instagram/@nadiaanastasyasilvera

BaperaNews - Kejadian tak mengenakkan menimpa pasangan Erlangga Surya Pamungkas dan Nisa Armila ketika bayi prematur mereka lahir di klinik Alifa, Bantasari Kecamatan Bungursari Tasikmalaya. Kejadian ini menjadi viral setelah keluarga mengungkapkan bahwa bayi mungil mereka dijadikan konten foto newborn tanpa seizin dan pemberitahuan kepada pihak keluarga.

Dalam kronologi yang diungkapkan oleh keluarga melalui media sosial, terungkap bahwa bayi dengan berat 1,5 kilogram tersebut tidak hanya dijadikan objek foto newborn, tetapi juga ditangani oleh mahasiswa praktek di klinik Alifa. Keluarga mengutarakan rasa protes mereka terhadap tindakan ini, menunjukkan ketidakprofesionalan klinik dalam menangani persalinan bayi prematur.

"Bayi 1,5KG kalian beginikan tanpa ada ijin dari pihak keluarga, tanpa ada pemberitahuan dari pihak keluarga. Yang seharusnya ini bayi di inkubator dan diberikan perawatan yang intensif malah kalian buat review dan konten. Dimana hati nurani kalian? Ini manusia loh bukan binatang!," komentar dari salah satu Instagram Akun Instagram @nadiaanastasyasilvera.

View this post on Instagram

A post shared by Bapera News (@baperanews)

Keluarga juga mengecam tindakan perawat yang dianggap tidak profesional saat menangani persalinan. 

"Bidan tersebut tidak memperdulikan istri saya dan terus bilang jika belum waktunya melahirkan," ungkap Erlangga, ayah bayi prematur tersebut. Bahkan, perawat terlihat sibuk dengan handphone, sedangkan tanggung jawab menangani proses persalinan diserahkan pada mahasiswi magang tanpa adanya arahan.

Pentingnya penanganan bayi prematur dengan intensif terabaikan, karena klinik lebih memilih mengabadikan momen tersebut untuk kepentingan konten newborn. Keluarga merasa tidak hanya kehilangan bayi, tetapi juga mendapat perlakuan yang tidak sesuai dengan standar pelayanan kesehatan.

Baca Juga: Viral Video Penumpang Pesawat Citilink Merokok, Terancam Bayar Denda 2,5 Miliar

Erlangga mengungkapkan bahwa setelah pulang dari klinik, mereka tidak diberikan dokumen yang semestinya. Tidak ada surat kontrol, dan kejadian tragis baru terungkap saat jantung bayi mereka tidak berdetak sesampainya di rumah.

Erlangga segera menghubungi klinik Alifa, tetapi telepon tidak aktif. Kondisi semakin menegangkan ketika Erlangga membawa anaknya ke RS Jasa Kartini Tasikmalaya.

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, pihak rumah sakit mengeluarkan surat kematian anaknya. Keluarga merasa terkejut karena bayi prematur seharusnya dirawat di inkubator, namun mereka diperbolehkan pulang tanpa perawatan intensif.

Kejadian ini menimbulkan pertanyaan serius terkait etika klinik Alifa dalam menangani bayi prematur. Pengguna media sosial pun memberikan dukungan kepada keluarga dan mengecam tindakan klinik yang dianggap tidak bertanggung jawab.

Dalam menghadapi kritik dan tuntutan dari keluarga, klinik Alifa belum memberikan tanggapan resmi. Masyarakat dan pihak berwenang diharapkan untuk mengawasi dan mengevaluasi praktik-praktik yang dapat merugikan pasien, terutama dalam hal penanganan bayi prematur dan penggunaan foto newborn tanpa izin.

Kisah ini menjadi peringatan bagi institusi kesehatan untuk lebih memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan pasien, terutama bayi prematur yang membutuhkan perawatan ekstra. Semoga kejadian ini dapat mendorong perbaikan sistem dan pengawasan di bidang kesehatan untuk mencegah terulangnya tragedi serupa.

Baca Juga: Ghisca Debora Beli Barang Branded Hasil Penipuan Tiket Coldplay, Netizen: Keliatan Old Money