Pimpinan Ponpes di Sumbawa Cabuli 29 Santriwati, Diancam Tak Bisa Ikut Ujian

KH (36) Pemimpin Pondok Pesantren di Labangka, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat ditangkap polisi karena mencabuli 29 orang santriwati. Simak selengkapnya!

Pimpinan Ponpes di Sumbawa Cabuli 29 Santriwati, Diancam Tak Bisa Ikut Ujian
Pimpinan Ponpes di Sumbawa Cabuli 29 Santriwati, Diancam Tak Bisa Ikut Ujian. Gambar : abcnews.au/Hoda Afshar

BaperaNewsKH (36) Pemimpin Pondok Pesantren di Labangka, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat ditangkap polisi karena mencabuli 29 orang santriwati.

KH pimpinan ponpes di Sumbawa telah ditahan di Mapolres Sumbawa namun belum ditentukan sebagai tersangka karena masih proses sidik. Pihak kepolisian juga masih mencari tahu modus KH pimpinan ponpes di Sumbawa mencabuli santriwati, Ponpes yang bersangkutan masih beroperasi, tidak tutup.

Kejadian ini membuat warga sekitar Ponpes geram, warga merusak Ponpes tersebut dengan melempari batu bata hingga rusak. Warga geram sosok pemimpin Ponpes yang seharusnya mengajarkan hal-hal baik tentang agama justru berbuat cabul, menyalahgunakan jabatannya untuk penuhi nafsu bejat.

Korban Pencabulan Santriwati di Sumbawa Diiming-Iming Berkah

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Sumbawa Fatriatul Amanda mengungkap pelaku mencabuli santriwati dengan iming-iming agar mendapat berkah.

“Jadi pelaku pimpinan ponpes di Sumbawa ini meminta semua santriwati mencium tangannya agar dapat berkah, kemudian pelaku meraba payudara dan kemaluan korban” tutur Amanda.

Pelaku juga mencabuli santriwati yang sedang sakit dengan alasan membantu menyembuhkan, santriwati yang sakit diminta membuka pahanya untuk diurut atau dipijat ruqyah dan kemudian pelaku berbuat cabul dengan meminta korban membuka pakaian bagian bawahnya.

Baca Juga : Pengurus Bapera Se-Pulau Sumbawa Resmi Dilantik Fahd A Rafiq

Ada 29 korban kasus pencabulan, rata-rata berumur 13-15 tahun. Para korban mengalami trauma ketika menceritakan kejadian yang mereka alami pada orang tuanya. HD, salah satu orang tua korban berharap anaknya tidak trauma berkepanjangan dan mau lanjut sekolah lagi.

“Setiap pulang dia nangis katanya ga mau ke pondok lagi. Pasti mentalnya terguncang. Saya harap anak saya bisa ikut ujian di sekolah lain dan tidak sampai harus mengulang kelas gara-gara kasus pencabulan ini” harap HD.

Warga Menuntut Ponpes Ditutup

Warga setempat geram meminta Ponpes ditutup. Warga tidak ingin ada korban pencabulan santriwati di Sumbawa lagi.

“Kami sudah tidak percaya, kami tidak ingin ada korban pencabulan santriwati di Sumbawa lagi. Saya lihat sendiri salah satu ibu korban curhat anaknya dicabuli dan menangis, Ponpes dilempari warga dengan batu” kata seorang warga setempat bernama Jamal (45) yang ingin pemerintah daerah segera mencabut ijin dan menutup Ponpes tersebut.

Para korban trauma dan tidak mau lagi kembali ke Ponpes, sementara KH masih menjalani pemeriksaan psikis dan digali keterangannya oleh polisi tentang perbuatan cabul bejat yang ia lakukan kepada para santriwati.

Baca Juga : Marak Peredaran Uang Palsu, Dari Banten Hingga Nusa Tenggara Barat