Kasus Pria Bunuh Diri di Jalur KRL Permata Hijau: Depresi Ditinggal Istri dan Anak

Seorang pria tewas usai bunuh diri dengan menabrakkan tubuhnya ke kereta api di jalur KRL Permata Hijau, diduga korban depresi ditinggal selama 10 tahun oleh istri dan anaknya.

Kasus Pria Bunuh Diri di Jalur KRL Permata Hijau: Depresi Ditinggal Istri dan Anak
Kasus Pria Bunuh Diri di Jalur KRL Permata Hijau. Gambar : VOI/Dok. Bitor Ekin Putra

BaperaNews - Seorang pria berinisial SS (43) tewas usai bunuh diri dengan menabrakkan tubuhnya ke kereta api yang melintas di Grogol Selatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. SS tewas tepatnya di perlintasan Jalan Tentara Pelajar.

“Telah tewas seorang pria usai tertabrak KRL relasi Tanah Abang-Tigaraksa di jalur km 12+400. Saksi melihat tempat kejadian, di lokasi kejadian ditemukan seorang pria sudah tergeletak di tengah rel kereta. Korban kasus bunuh diri di jalur KRL Permata Hijau sudah tewas kondisinya dengan kepala robek, perut sobek, dan kaki kanan putus” tutur Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Widya Agustiono pada Selasa (23/5).

Peristiwa kasus bunuh diri di jalur KRL Permata Hijau terjadi pukul 10.30 WIB. Korban ditemukan warga sudah tewas dengan luka di kepala, kaki kanan, dan perut.

Saksi kemudian lapor ke Polsek Kebayoran Lama, polisi yang mendapat laporan datang ke lokasi kejadian untuk memeriksa dan mengevakuasi jenazah. Jenazah dibawa ke RS Fatmawati untuk divisum.

Sebelum ditemukan tewas bunuh diri, ternyata korban sempat mengucap kalimat perpisahan pada ibunya dan minta maaf jika ada salah-salah serta mengatakan ingin tewas di rel kereta api.

Baca Juga : Viral Siswa SMA di Tasikmalaya Diduga Dianiaya Anak Pejabat, Kondisinya Makin Drop!

“Masinis tidak melihat ketika menabrak karena korban berada di belakang kepala kereta api. Keluarga korban menyebut korban memang menderita depresi karena sudah 10 tahun ditinggal istrinya dengan membawa 1 anaknya” pungkas Widya.

Pihak keluarga menerima musibah ini dan menerima bahwa korban telah meninggal dunia karena keinginannya sendiri dengan cara bunuh diri sengaja berada di perlintasan kereta dan menabrakkan tubuhnya ke kereta api. Jenazah akan diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan setelah proses visum selesai.

10 tahun ditinggal istrinya pergi dengan membawa anaknya rupanya membuat SS merasa kehilangan harapan dan semangat hidup hingga memilih jalur bunuh diri.

Meski demikian pihak keluarga tetap merasa syok atas musibah ini, tidak menyangka bahwa SS benar-benar nekat bunuh diri setelah berpamitan pada ibundanya.

Berita kasus bunuh diri di jalur KRL Permata Hijau ini tidak untuk contoh, depresi bisa diatasi. Jika Anda atau orang sekeliling Anda merasa depresi hingga muncul rasa ingin bunuh diri segera hubungi layanan darurat Call Center 119 extension 9 untuk akses kesehatan jiwa, Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567, Pesan ke 081281562620, Faks ke 021 5223002 atau Email ke [email protected].

Baca Juga : Peristiwa Tragis di Sungai Bengawan Solo: Ada 4 Potongan Tubuh Manusia