Viral! Bocah Kelas 5 SD Bunuh Diri Gegara HP Disita Orang Tua

Tragedi bunuh diri seorang bocah SD mengguncang Kabupaten Pekalongan setelah konflik seputar handphone dengan orang tua.

Viral! Bocah Kelas 5 SD Bunuh Diri Gegara HP Disita Orang Tua
Viral! Bocah Kelas 5 SD Bunuh Diri Gegara HP Disita Orang Tua. Gambar : Dok. Warga

BaperaNews - Kejadian tragis mengguncang Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, dengan meninggalnya seorang bocah kelas 5 SD yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam kamarnya. Peristiwa ini terjadi pada Rabu, (22/11).

Korban diketahui bunuh diri setelah mengalami konflik dengan orang tuanya terkait handphone.

Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan, Ipung Sunaryo, menyampaikan kronologi kejadian yang mengejutkan masyarakat setempat. Korban, seorang bocah kelas 5 SD, tengah bermain handphone di rumahnya.

Konflik bermula saat ibunya meminta anaknya untuk makan siang terlebih dahulu, namun korban enggan dan handphone-nya pun disita. Hal ini memicu emosi korban, yang akhirnya memilih menyudahi hidupnya dengan cara yang tragis.

"HP disita, korban marah masuk kamar," ungkap Ipung Sunaryo. Pada saat itu, orang tua korban tidak curiga karena mengira anaknya hanya tidur. Menjelang sore, ketika orang tua berusaha membangunkan korban untuk belajar di TPQ, pintu kamar dikunci dari dalam. Setelah berhasil masuk, mereka menemukan korban sudah gantung diri.

Kasatreskrim Polres Pekalongan, AKP Isnovim, menjelaskan bahwa korban ditemukan tergantung menggunakan selendang yang diikatkan ke jendela kamar di atas kasur. Keluarga korban menyatakan menerima peristiwa itu sebagai musibah dan telah melakukan prosesi pemakaman. Meski sempat dilarikan ke Puskesmas, nyawa korban tidak dapat tertolong.

Baca Juga: Astaghfirullah! Siswi SMK Di Kendari Bunuh Diri Gegara Tekanan Orang Tua

Kejadian ini mengejutkan masyarakat setempat, termasuk guru-gurunya di sekolah. 

"Innalillahi benar mas informasinya. Ini guru-gurunya mau ke sana untuk takziyah," ucap salah satu warga Doro.

Penting untuk mencermati dampak psikologis pada anak-anak, seperti yang diungkapkan Ipung Sunaryo.

"Psikologi anak sekarang memang berbeda jauh. Anak sekarang sangat rentan emosionalnya," ungkap Ipung Sunaryo. Kejadian ini menjadi peringatan tentang urgensi pendampingan dan pemahaman lebih dalam terhadap kondisi psikologis anak-anak.

Dalam upaya mencegah kejadian serupa, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan akan melakukan evaluasi bersama guru-guru. Ipung Sunaryo juga mengajak orang tua dan masyarakat untuk ikut mengawasi serta mendidik anak-anak dengan lebih baik.

"Pendampingan dari orang tua sangat penting," tandasnya.

Kejadian ini mencuatkan isu sensitif mengenai penggunaan handphone pada anak-anak dan dampaknya terhadap kesejahteraan mental mereka. Kita perlu lebih memahami kebutuhan psikologis anak-anak dan memberikan ruang komunikasi yang sehat. Sebagai masyarakat, peran aktif dalam mendukung kesejahteraan mental anak-anak sangat diperlukan.

Baca Juga: Calon Pengantin di Padang Bunuh Diri Gegara Depresi Batal Nikah