Usai Diguncang Gempa, Pasaman Diterjang Hujan Badai Dan Resiko Banjir Bandang

Usai diguncang gempa berkekuatan 6.1 M, kini sejumlah wilayah di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat diguyur hujan deras yang dapat menyebabkan banjir bandang. Simak berita lengkapnya!

Usai Diguncang Gempa, Pasaman Diterjang Hujan Badai Dan Resiko Banjir Bandang
Ilustrasi Banjir Akibat Hujan Deras. Gambar: Unsplash.com

BaperaNews - Sejumlah wilayah di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat diguyur hujan deras sejak hari Senin malam 28 Februari 2022 jam 18.36 WIB, kondisi ini pun bisa menimbulkan potensi bahaya longsor dan banjir bandang di daerah terdampak yakni gempa 6,1 M yang baru terjadi pekan lalu.

Hari Senin nampak beberapa daerah yang terdampak gempa diguyur hujan deras sehingga air sungai di sekitarnya semakin naik volumenya, curah hujan tinggi tersebut dikonfirmasi oleh BMKG Padang Sumbar, BMKG menyatakan Pasaman dan Pasaman Barat masih ada kemungkinan cuaca hujan sedang hingga deras yang disertai petir atau kilat.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan ada ancaman lanjutan yang bisa kapan saja terjadi di kedua Kabupaten Sumbar tersebut akibat patahan, “Justru saat ini yang kita harus waspada ialah adanya potensi bencana hidrometeorologi yakni potensi banjir atau banjir bandang dan longsor, mengingat saat ini masih dalam musim hujan yang bisa saja menyebabkan banjir bandang” ujarnya.

Masyarakat yang tinggal di dekat aliran sungai lereng Gunung Talamau dan Gunung Pasaman dihimbau untuk lebih waspada dan berjaga sebab diperkirakan potensi tersebut bisa terjadi kapan saja. Dari hasil survey, Dwikorita mengungkap luapan air banjir sedimen mencapai radius 200 meter dari tepi sungai dimana kondisi ini diperkirakan terjadi di bulan Maret – April 2022.

Baca Juga: Heboh! Varian Baru Covid -19, Apakah 'Omicron Siluman' Lebih Bahaya?

“Hal ini akan semakin parah jika terjadi hujan deras” lanjutnya.

Diketahui kini Pasaman dan Pasaman Barat masih dalam masa tanggap darurat 14 hari untuk penanganan gempa bumi Magnitudo 6,1, hal ini dituang dalam pernyataan bencana alam No. 360/13/BBPD/2022, masa tanggap darurat ini dilaksanakan sejak 25 Februari 2022 sampai 10 Maret 2022 mendatang.

BMKG sebelumnya meluruskan isu yang beredar tentang adanya kemungkinan gempa 7,5 M yang membuat para warga takut untuk kembali pulang ke rumahnya, hal itu juga dikonfirmasi oleh Dwikorita, yang menjelaskan kemungkinan memang bisa ada potensi terburuk, yaitu gempa kembali terjadi di wilayah tersebut dengan kekuatan magnitude 7,5 sampai 7,6.

“Namun kapan waktunya tidak bisa kita ketahui, bahkan bisa saja tidak terjadi sama sekali. Ada tiga segmen di Sumatra yang belum diketahui segmen mana dan perpanjangan segmen mana yang bisa menyebabkan potensi gempa tersebut” jelasnya.

Baca Juga: Karantina Tiga Hari Bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri Berlaku Mulai Besok