Pelaku Wisata Di Labuan Bajo Lakukan Aksi Mogok Kerja, Potensi Kerugian Hingga Rp 1 Triliun

Pelaku wisata Labuan Bajo lakukan aksi mogok kerja yang membuat dampak hebat pada sejumlah sektor di daerah sekitar hingga para turis.

Pelaku Wisata Di Labuan Bajo Lakukan Aksi Mogok Kerja, Potensi Kerugian Hingga Rp 1 Triliun
Kerugian capai 1 T usai aksi mogok kerja para pelaku wisata di Labuan Bajo. Gambar : Laporan Jo Kenaru/ Manggarai-NTT.

BaperaNews - Pelaku wisata di destinasi wisata populer Indonesia, Labuan Bajo di NTT melakukan mogok kerja mulai pada Senin (1/8). Hal ini membuat dampak hebat pada sejumlah sektor mulai dari industri penerbangan, perhotelan, fotografi, kuliner, bahkan Jutaan turis batal berkunjung ke Labuan Bajo akibat aksi tersebut, kerugian diperkirakan mencapai Rp 1 Triliun.

Pada senin (1/8), Bandar Udara Komodo tidak nampak kehadiran turis atau agen wisata, pintu kedatangan hanya diisi oleh beberapa mobil yang menyambut keluarganya. Sejumlah turis yang sudah terlanjur datang nampak kesal karena tidak bisa berkunjung.

Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia Ignasius Suradin memperkirakan dampak dari aksi mogok kerja tersebut membuat kerugian hingga Rp 1 Triliun yang berasal dari kerugian sektor kapal wisata, transportasi, pemilik resto, pemandu wisata, hotel, hingga fotografer.

Aksi mogok kerja itu sendiri dilakukan dalam rangka penolakan kenaikan harga tiket masuk Pulau Komodo yang dinaikkan pemerintah menjadi Rp 3,75 juta per orangnya. Pemerintah sebelumnya menyatakan menaikkan harga demi bisa lebih menjaga Komodo dan ekosistemnya tetap baik.

Baca Juga : Taman Nasional Komodo Batasi Wisatawan, Harga Tiket Jadi Rp 3,45 juta

Namun, pelaku industri wisata di Labuan Bajo menilai tarif yang mahal tersebut dimonopoli oleh PT Flobamor yang merupakan badan usaha milik pemerintah NTT, sehingga hanya menguntungkan pemerintah dan membuat masyarakat sekitar miskin.

Bagaimana Nasib Para Wisatawan?

Koordinator pelaku wisata dan individu Kabupaten Manggarai Barat, Rafael Taher menjelaskan, turis yang terlanjur datang tetap dipersilahkan untuk datang berlibur, namun ia minta maaf karena tidak bisa melayani wisatawan.

“Kita tidak larang wisatawan datang, tapi mohon maaf jika sudah sampai di Labuan Bajo, tidak ada travel yang jemput” ujarnya.

Dampak Buruk Mogok Kerja Labuan Bajo, NTT

Menurut Ignatius, kenaikan harga membuat wisatawan berkurang. “Selain kenaikan harga tiket, reaksi masyarakat juga berdampak pada wisatawan yang datang” terangnya (1/8).

Ignatius mencontohkan, salah satu kerugian yang dialami ialah sebuah hotel di kawasan tersebut yang kosong 600 kamarnya, belum lagi pembatalan serentak yang dilakukan oleh travel agent dan lainnya yang jumlahnya banyak akibat para pelaku industri Labuan Bajo mogok kerja.

“Bisa jadi, wisatawan yang sudah datang pasti akan menilai dan menyampaikan pada kenalan mereka di Indonesia atau Negara lain untuk tidak datang ke Labuan Bajo. Pariwisata disini dihukum oleh calon wisatawan, artinya mereka akan mencoret Labuan Bajo dari daftar liburannya” imbuhnya.

Ignatius sangat berharap kenaikan harga tiket bisa dibicarakan dulu dan ditahan sementara waktu agar tidak semakin meluas dampaknya dan berakibat buruk pada wisata Labuan Bajo.

Baca Juga : Mengenal Taman Nasional Komodo, Tempat Dimana Spesies Reptil Purba Hidup