Lockdown Semakin Ketat, Warga China Demo Di Berbagai Kota Minta Xi Jinping Mundur

Hal langka terjadi di China yakni ratusan warga China melakukan demo besar-besaran di berbagai kota dan meminta Xi Jinping mundur usai kebijakan lockdown Covid-19 yang makin ketat.

Lockdown Semakin Ketat, Warga China Demo Di Berbagai Kota Minta Xi Jinping Mundur
Warga China demo di berbagai kota minta Xi Jinping mundur. Gambar : REUTERS/ Thomas Petrus

BaperaNews - Warga China demo besar-besaran menuntut pemimpinnya Presiden Xi Jinping mundur. Demo pecah di berbagai kota besar China selama  pekan kemarin, hal ini dianggap sebagai sesuatu yang langka. Demo memprotes kebijakan lockdown Covid-19 yang makin ketat, warga teriak meminta Xi Jinping mundur.

Wall Street Journal melaporkan demo ini hal langka di China, sebab tidak hanya terjadi di kota-kota besar secara serentak namun juga isi demo yang secara langsung meminta penguasa tertinggi untuk mundur.

Diawali Protes Kebakaran

Awalnya demo bermula dari protes warga akibat adanya 10 orang tewas atas insiden kebakaran di Provinsi Xinjiang, Urumqi Kamis pekan lalu, warga menganggap, banyaknya korban tewas karena pemadam kebakaran yang tiba di lokasi terlambat, akibat adanya lockdown Covid-19 terlalu ketat.

Sehari usai kebakaran, pada Jumat (25/11). Ratusan warga China protes di depan kantor pemerintah Urumqi. Warga menumpahkan amarah dengan berteriak “Cabut lockdown”. Video-video demo pun ramai beredar di media sosial China meski China sudah menerapkan sensor ketat.

Demo Menjalar ke Kota Lain

Amarah warga kemudian menjalar ke kota-kota lain, pada Sabtu (26/11), demo pecah di Jalan Wulumuwi Shanghai, kemudian merembet ke pusat kota Shanghai. Wartawan bersaksi melihat polisi bentrok dengan massa demo, polisi berusaha mengusir warga.

Baca Juga : Kronologi Polisi Cegat Pendemo Dekati Tempat KTT APEC 2022

Namun, warga China tidak peduli dengan tekanan aparat, massa justru makin besar di malam harinya, berteriak “Xi Jinping mundur. Partai Komunis China mundur”. Warga juga lanjut demo di Minggu pagi (27/11) di Shanghai dan Beijing.

Minggu (27/11) siang, demo pecah di kota lain, yakni di Guangzhou dan Chengdu. Di malam hari, demo juga terus berlanjut, beberapa jam para pendemo tidak berhenti berteriak “kami semua orang Xinjiang, pergilah orang China”.

Pendemo Mengacungkan Kertas Putih

Para pendemo mengacungkan kertas putih yang artinya sistem sensor di China terlalu ketat, mobil-mobil yang melintas juga membunyikan klakson tanpa henti yang berarti bentuk dukungan untuk para pendemo.

Pada Senin (28/11) pukul 02.00 waktu setempat, aparat militer mulai melakukan tindakan lebih tegas, para pendemo diamankan, pendemo akhirnya bersedia pergi usai polisi berjanji akan mendengarkan tuntutan yang disampaikan dan menyampaikan kepada pejabat terkait.

Warga China mengeluhkan adanya pembatasan terlampau ketat akibat Covid-19, mereka menganggap Presiden Xi Jinping tidak bisa mengatasi pandemi dan justru membuat kebijakan yang membuat kehidupan rakyat semakin menderita seperti rakyat menjadi susah keluar rumah untuk mencari uang dan lainnya.

Baca Juga : Imbas Invasi Ke Ukraina, Rusia Alami Resesi