Indonesia Mulai Alami Resesi Seks, Kepala BKKBN : Perubahan Gaya Hidup

Indonesia mulai dihantui resesi seks yang bakal mengancam angka kelahiran menurun. Kepala BKKBN Hasto Hardoyo mengungkap itu akibat perubahan gaya hidup.

Indonesia Mulai Alami Resesi Seks, Kepala BKKBN : Perubahan Gaya Hidup
Indonesia Mengalami Resesi Seks. Kepala BKKBN Sebut Peristiwa Itu Adalah Sebuah Perubahan Gaya Hidup. Gambar : Freepik.com/Dok. Wayhomestudio

BaperaNews - Indonesia mulai dihantui resesi seks yang bakal mengancam angka kelahiran menurun. Banyak pasangan membatasi jumlah anak. Jika sebelumnya dikenal motto “dua anak cukup”, kini bahkan banyak yang merasa sudah cukup dengan 1 anak.

Resesi seks sendiri ialah keengganan melakukan hubungan seks sehingga menurunkan angka kelahiran di suatu Negara. Kepala BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Hasto Hardoyo mengungkap terjadi fenomena zero growth atau nihil kelahiran baru di berbagai wilayah Indonesia. Menurutnya, hal ini akibat perubahan gaya hidup.

Para wanita disebut tidak ingin lagi punya anak, lebih fokus pada kesejahteraan dan kualitas hubungan dengan keluarga, para wanita bahkan merasa tidak masalah harus menikah di usia tua asal bisa benar-benar terayomi oleh suaminya.

“Wanita misalnya, enggak papa aku nikah tua asal terayomi suami. Sekarang ini sejumlah daerah sudah minus dan fenomena zero growth seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur itu sedikit jumlah anaknya” tuturnya Jumat (9/12).

Salah satu angka kelahiran yang menurun drastis ialah di Yogyakarta, semula 2,2% menjadi 1,9%. Artinya, banyak wanita di Yogyakarta enggan memiliki lebih dari 1 anak. Psikolog Indah Sundari menambahkan hal ini juga karena banyaknya tuntutan dan stigma bahwa wanita harus jadi ideal sesuai standar masyarakat.

Baca Juga : Tak Mau Punya Anak, Orang Dewasa Di Jepang Dan Korea Alami Resesi Seks

Hal ini membuat wanita enggan menikah maupun memiliki banyak keturunan, akibat kultur di Indonesia yang kerap kali menuntut mereka untuk sempurna untuk jadi ibu seperti apa jadi istri seperti apa.

Wanita banyak merasa tidak siap mengurus anak baik dari segi kepengurusan langsung yakni dalam hal mendidik maupun dalam hal ekonomi atau uang yang dimiliki untuk membesarkan anak.

Alasan lain dari menurunnya keinginan memiliki anak juga karena merasa sudah cukup memiliki 1 anak sebab kondisi di masa depan sangat menantang. Kondisi finansial yang tidak stabil juga menjadi ketakutan bagi pasutri zaman sekarang. Pada intinya para pasangan menyimpulkan, jika ingin punya anak, maka harus siap tidak hanya segi uang dan fisik, namun juga mental.

Faktor lain yang menyebabkan resesi seks di Indonesia ialah beban ganda wanita, yakni wanita dianggap harus bisa segalanya. Harus bisa mengurus anak meski bekerja, atau harus bisa mengerjakan tugas rumah dengan sempurna jika menjadi ibu rumah tangga. Sedangkan lelaki bisa lebih bebas, bekerja di luar rumah tanpa tahu bagaimana kebutuhan keuangan dan kebutuhan istri atau anaknya.

Oleh sebab itu, jika memiliki cukup uang atau mapan dan memiliki fisik mental yang mendukung untuk memiliki anak, baru pasangan suami istri mau memiliki atau menambah jumlah anak.

Menurut Kepala BKKBN Hasto Hardoyo, pihaknya sedang menjalankan beragam program untuk mengatasi resesi seks di Indonesia salah satunya dengan program KB atau Keluarga Berencana, agar anak bisa diatur dengan jarak yang tepat dan sesuai kesiapan orang tua.

Baca Juga : Presiden China Atasi "Resesi Seks" Dengan 6 Kebijakan, Insentif Pajak Hingga Pengasuh Gratis