Ikuti Tren Anti Aging, Remaja 13 Tahun Wajahnya Rusak hingga Nyaris Buta

Wajah seorang remaja perempuan berusia 13 tahun mengalami kerusakan hingga matanya nyaris buta setelah mengikuti tren memakai skincare mengandung anti aging.

Ikuti Tren Anti Aging, Remaja 13 Tahun Wajahnya Rusak hingga Nyaris Buta
Ikuti Tren Anti Aging, Remaja 13 Tahun Wajahnya Rusak hingga Nyaris Buta. Gambar : Unsplash/Mathilde Langevin

BaperaNews - Tren penggunaan skincare anti-aging atau awet muda di kalangan remaja belasan tahun telah menjadi viral di media sosial.

Fenomena ini, meskipun terlihat seperti upaya untuk menjaga penampilan, membawa dampak yang sangat merugikan, seperti yang dialami oleh Amelia Gregory (13).

Mengikuti tren anti aging ini malah membuatnya harus dirawat di rumah sakit karena mengalami infeksi kulit yang serius yang menyebar hingga ke mata kirinya.

Amelia, seorang remaja berusia 13 tahun, terbaring di rumah sakit selama empat hari tahun lalu, berjuang melawan infeksi kulit yang dipicu oleh perawatan wajah yang dicoba setelah menonton video di platform media sosial, TikTok.

Peristiwa ini memunculkan keprihatinan terkait tren anti aging di kalangan remaja yang tampaknya tidak memahami risiko dari penggunaan produk-produk skincare tertentu.

Dalam rangkaian perawatan kulit yang ia coba, Amelia menggunakan produk yang mengandung retinol, sebuah bentuk vitamin A yang umumnya digunakan untuk mengurangi kerutan.

Meskipun retinol dapat meningkatkan produksi sel kulit, penggunaannya yang berlebihan pada kulit yang masih muda dan sensitif dapat menyebabkan efek samping seperti rasa terbakar, kemerahan, mengelupas, dan iritasi.

Ibunya, Claire (41), seorang praktisi kesehatan wanita dari Cheshire, Inggris, menceritakan bahwa setelah menggunakan produk skincare, Amelia berlari ke bawah dengan wajah merah padam dan berteriak kesakitan.

Wajahnya terkelupas, dan bercak merah mulai muncul. Amelia, dalam keadaan menangis, menjelaskan bahwa ia mengikuti instruksi dari seorang influencer perawatan kulit muda di TikTok, yang memberikan tutorial tentang cara membuat "masker" menggunakan krim retinol dan produk asam lainnya.

Baca Juga : Efek Samping Suntik Putih Dan Cara Menghindarinya

"Seluruh wajahnya merah padam. Apa pun yang dikenakannya telah membakar kulitnya begitu parah hingga timbul bekas luka dan kulitnya merah serta mengelupas. Saya tercengang," ujar Claire.

Setelah konsultasi dengan dokter umum, awalnya diberitahu bahwa penyakitnya akan sembuh hanya dengan menggunakan produk perawatan kulit dari toko.

Namun, seiring berjalannya waktu, kulit Amelia semakin perih, mata kirinya menjadi merah dan bengkak. Kondisi ini memaksa Claire membawa Amelia ke apoteker, yang langsung merekomendasikan mereka ke rumah sakit.

Amelia segera dirawat karena mengalami infeksi bakteri pada jaringan di bawah kulit, yang dikenal sebagai selulitis. Sayangnya, infeksi tersebut telah menyebar ke mata kirinya, dan dokter mengatakan bahwa ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.

"Saya ketakutan dan tidak percaya - semua ini hanya tentang perawatan kulit," kenang sang ibu.

Pada saat hampir tidak bisa membuka mata atau berkedip, Amelia diberi infus. Menurut dokter, kasus seperti ini semakin umum terjadi, khususnya pada generasi Alfa, yaitu mereka yang lahir sejak tahun 2010.

Tren anti aging ini memunculkan kekhawatiran di kalangan para ahli, termasuk Dr. Derrick Phillips, seorang konsultan dermatologis dan juru bicara British Skin Foundation.

Dr. Phillips menyatakan bahwa mencampurkan produk skincare seperti retinol dan peeling, seperti yang dilakukan oleh Amelia, dapat berisiko tinggi. "Baik asam dan retinol mengelupas atau mengelupas lapisan atas kulit.

Jika digabungkan, hal ini pada dasarnya dapat menyebabkan luka bakar kimia ringan - dan menyebabkan kulit kering, merah atau berpigmen gelap, teriritasi, dan sensitif," jelas Dr. Phillips.

Dia menekankan bahwa anak-anak sebaiknya tidak menggunakan retinol karena terlalu kuat untuk pertumbuhan kulit. Bahkan orang dewasa pun perlu menggunakan retinol dengan hati-hati, memulai dengan uji tempel untuk melihat apakah menyebabkan reaksi, dan kemudian menggunakan konsentrasi rendah.

Satu-satunya waktu retinol harus digunakan pada remaja adalah untuk mengobati jerawat, di bawah pengawasan.

Baca Juga : Heboh! Seorang Wanita Jombang Kena Autoimun Usai Lakukan Suntik Putih