Fahd A Rafiq: Indonesia Dapat Banyak Benefit Dari KTT G20, Kekuatan Dari Silaturahmi Lintas Negara

Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq menyampaikan bahwa Indonesia berhasil mendapatkan banyak benefit dari KTT G20 Bali, inilah yang disebut sebagai silaturahmi lintas Negara.

Fahd A Rafiq: Indonesia Dapat Banyak Benefit Dari KTT G20, Kekuatan Dari Silaturahmi Lintas Negara
Fahd A Rafiq menyebutkan Indonesia dapat banyak benefit dari KTT G20 Bali. Gambar : Dok. Kominfo

Ahmad Sofyan (Kontributor) - Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq menilai sosok Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto ialah seorang yang sangat cerdas dan jenius dalam memaksimalkan pertemuan kepala Negara saat KTT G20 Bali digelar. Sebab, hasil dari pertemuan tersebut Indonesia akan menerima benefit jangka panjang untuk kedepannya. 

“Ketika banyak orang yang bilang KTT G20 hanya menghabiskan anggaran, namun Bapak Jokowi mampu memaksimalkan itu semua. Investor yang diberikan dari Negara-Negara besar tidak tanggung-tanggung. Inilah yang bisa disebut dengan kekuatan silaturahmi lintas Negara yang membawa keberkahan untuk Indonesia,” ucap Fahd A Rafiq di Jakarta pada Rabu (30/11). 

KTT G20 Bali bukan sebuah acara yang membuang anggaran Indonesia secara percuma, tercatat 2,7 triliun yang harus dikeluarkan untuk persiapan KTT G20 Bali. Saat itu dunia sedang dilanda ekonomi yang begitu gelap, namun Indonesia mampu memaksimalkan tantangan tersebut dan berhasil menjadikannya peluang, terutama untuk perekonomian Indonesia. 

Saat dunia sedang berada dalam keadaan resesi, Indonesia menjadi salah satu tempat yang menarik untuk berinvestasi dan hal itu akan berdampak baik untuk perekonomian Indonesia. 

Fahd A Rafiq menilai kinerja Airlangga Hartarto sangat cerdas dalam mengambil peluang saat pertemuan KTT G20 Bali pada 15-16 November 2022.

“Serta sangat baik dan lihai dalam mengkoordinasikan bidang-bidang di bawahnya untuk memajukan perekonomian Indonesia,” imbuh Fahd A Rafiq. 

Fahd A Rafiq juga menjelaskan, “KTT G20 Bali kemarin memberikan 8 triliun dalam GDP kita di tahun 2022 dan konsumsi domestik Indonesia naik sampai 1,7 triliun. Presiden AS, Joe Biden mengumumkan besaran investasi di Indonesia, termasuk perjanjian sebesar US$ 2,5 miliar atau setara dengan 38,82 triliun antara Exxon Mobile dan Pertamina.”

Baca Juga : Fahd A Rafiq Bahas Sekilas Soal KTT G20 Bali Dan Kondisi Global Terkini

“Hal tersebut dilakukan untuk penyerapan karbon di regional Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadi paru-paru dunia dan peluang ekonomi bagi para pekerja Indonesia serta membantu cita-cita Indonesia mencapai net-zero emisi pada 2060 bahkan lebih cepat,” sambung Fahd A Rafiq. 

Negara Tiongkok berinvestasi 5 milyar dollar untuk ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengklaim Jepang dan Inggris berminat untuk berpartisipasi dalam proyek pengembangan angkutan massal perkotaan MRT Jakarta. 

Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang dan Pemerintah Inggris di Nusa Dua, Bali, pada Senin (14/11). MoU (Memorandum of Understanding) yang diteken, yaitu:

  1. Memorandum of Cooperation (MoC) antara Indonesia dengan Jepang tentang kelanjutan pembangunan MRT Jakarta East-West Line Phase 1.
  2. Letter of Intent (LoI) antara RI dengan Inggris tentang Kerja Sama Pembangunan MRT Jakarta.

Tidak cukup sampai disitu, Indonesia dan Turki menjalin kesepakatan bilateral terkait produksi bus listrik di dalam negeri dan pembangunan jalan tol Trans Sumatera. Untuk bus listrik, kerja sama dilakukan oleh pabrikan bus listrik Karsan dari Turki dengan PT. Shacmindo Perkasa (Credo Group). Sedangkan, proyek jalan tol Trans Sumatera dilakukan antara PT Hutama Karya dengan kontraktor Turki, ERG Insaat.

Penandatanganan antar dunia usaha tersebut disaksikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu.

“Apa yang sudah saya paparkan diatas. Pada pertemuan KTT G20 memberikan manfaat baru untuk perekonomian Indonesia khususnya dan juga kekuatan silaturahmi lintas Negara yang mampu menembus batas nalar kita” tutup Fahd A Rafiq. 

Penulis : Ahmad Sofyan (Bapera Pusat)