Elon Musk dan Bill Gates, Diskusikan Ancaman dan Potensi AI di Gedung Parlemen AS

Elon Musk, Bill Gates, dan para tokoh besar industri teknologi berdiskusi di Gedung Parlemen AS mengenai ancaman dan potensi dari kecerdasan buatan

Elon Musk dan Bill Gates, Diskusikan Ancaman dan Potensi AI di Gedung Parlemen AS
Elon Musk dan Bill Gates, Diskusikan Ancaman dan Potensi AI di Gedung Parlemen AS. Gambar : Liputan6.com

BaperaNews - Pimpinan besar industri teknologi, termasuk Elon Musk dari Tesla dan pendiri Microsoft, Bill Gates, berkumpul di Gedung Parlemen Amerika Serikat untuk membahas ancaman dan potensi dari kecerdasan buatan (AI), termasuk ChatGPT.

Elon Musk, yang juga memimpin perusahaan antariksa SpaceX dan Neuralink, menegaskan pentingnya memiliki wasit dalam pengembangan AI.

"Penting buat kita untuk punya wasit, untuk memastikan perusahaan selalu mempertimbangkan kepentingan masyarakat umum dan keselamatan," ungkap Musk. Pada suatu kesempatan, Musk juga telah menyebut AI sebagai pedang bermata dua.

Sementara itu, CEO Meta Platform, Mark Zuckerberg, mengungkapkan bahwa kongres AS seharusnya berinteraksi dengan teknologi AI.

"Kongres AS harus berinteraksi dengan AI untuk mendukung inovasi dan menjaga keamanan. Ini adalah teknologi yang masih berkembang. Banyak hal yang harus dipastikan seimbang dan pemerintah adalah pihak yang bertanggung jawab," ujarnya.

Menurut Zuckerberg, standar AI seharusnya dibentuk oleh perusahaan AS yang bekerjasama dengan pemerintah.

Baca Juga : Mark Zuckerberg Siap Tanding MMA Lawan Elon Asal di Sponsori

Menghadapi ancaman deep fakes menjelang pemilu AS 2024, Pemimpin Senat Amerika Serikat, Chuck Schumer, menekankan pentingnya regulasi dalam AI. Deep fakes adalah konten audio, video, atau gambar yang diciptakan oleh AI dan sangat menyerupai aslinya.

Sebelumnya, pada bulan Maret, Elon Musk bersama sekelompok ahli AI telah meminta pengembangan teknologi yang lebih canggih dari GPT-4 oleh OpenAI untuk dihentikan sementara. GPT-4 adalah teknologi yang mendasari ChatGPT, salah satu produk kecerdasan buatan yang bisa menciptakan artikel dan tulisan lain.

Pemerintah global menunjukkan keprihatinan terhadap teknologi AI, khususnya dalam penciptaan konten yang sulit dideteksi. Beberapa perusahaan teknologi besar, seperti Adobe, IBM, dan Nvidia, telah berkomitmen memberikan tanda air pada semua konten yang dibuat oleh AI.

Baca Juga : Ini Alasan Elon Musk Ubah Nama Twitter Menjadi X