Twitter Izinkan Iklan Ganja, Apakah Berlaku di Indonesia?

Twitter secara resmi mengizinkan iklan produk ganja diizinkan muncul di Twitter usai dilonggarkannya sejumlah aturan.

Twitter Izinkan Iklan Ganja, Apakah Berlaku di Indonesia?
Twitter Izinkan Iklan Ganja. Gambar : Pexels.com/Dok. Aphiwat chuangchoem

BaperaNews - Iklan produk ganja diizinkan muncul di Twitter usai dilonggarkannya sejumlah aturan, kebijakan iklan ganja di Twitter ini berlaku mulai Kamis (16/2). Apakah iklan ganja di Twitter akan berlaku secara global termasuk di Indonesia?

Twitter sebelumnya hanya mengizinkan iklan bertema Cannabinoid (CBD) dengan target pengguna Amerika Serikat. Kini iklan ganja boleh diedarkan di Negara-negara lain.

“Mulai hari ini, Negara bagian AS tertentu telah kami ambil langkah untuk longgarkan kebijakan iklan ganja. Hal ini untuk ciptakan lebih banyak peluang untuk memasarkan ganja dengan bertanggung jawab” bunyi pernyataan resmi Twitter.

Di media sosial yang dimiliki Meta, ganja boleh diiklankan dengan batasan wilayah dan konten, namun untuk produk CBD dan Tetrahydrocannabinol (THC) tidak diizinkan. Media sosial lain seperti TikTok juga punya aturan ketat tentang konten narkoba. TikTok tidak mengizinkan layanan publik yang membuat konten pelegalan ganja di New York, AS.

“Ke depannya Twitter izinkan iklan ganja ini memungkinkan pengguna atau pengiklan untuk promosikan merk dan konten terkait ganja untuk CBD, THC, dan merk atau produk ganja lainnya” lanjut Twitter. Meski demikian, pengiklan yang membuat konten tentang ganja tetap harus ikuti aturan yang dibuat Twitter sebagai pedoman mereka.

Baca Juga : Biaya Langganan dan Fitur Eksklusif Twitter Blue!

Pengiklan harus mendapat persetujuan dari Twitter terlebih dahulu, dan iklan hanya akan disampaikan di lokasi tertentu yang berizin, Artinya, iklan ganja di Twitter tidak akan ditampilkan di Negara-negara yang melarang ganja seperti di Indonesia.

Kebijakan Twitter izinkan iklan ganja ini juga tak boleh menawarkan atau mempromosikan ganja dengan beberapa pengecualian produk CBD topical, pengiklan tidak boleh menargetkan pengguna umur 21 tahun ke bawah, dan pengiklan tidak boleh menargetkan anak di bawah umur.

Aturan lain untuk pengiklan ganja di Twitter ialah iklan tidak boleh menggambarkan pemakaian ganja atau membuat klaim tentang manfaat kesehatan maupun kemanjuran ganja.

Twitter melihat potensi iklan ganja, dari data internal Twitter, topik tentang ganja lebih populer, menutupi topic lain seperti hewan peliharaan, industri, memasak, kopi, dan alkohol.

“Ini adalah kemenangan besar untuk pemasar ganja legal” tutur Cresco Labs, perusahaan ganja multinegara tentang izin iklan ganja di Twitter pada Kamis (16/2). Perusahaan ganja lain dengan cepat juga memberi tanggapan.

“Perubahan ini tentang naiknya penerimaan ganja, kami harap ini jadi katalisator bagi media sosial lain untuk mengikutinya” ucap Kate Lynch dari perusahaan ganja Curaleaf.

Baca Juga : Wow! Ternyata Reply Twitter Bisa Tanpa Ganti Akun, Ini Caranya