Pemprov DKI Buka Suara Soal Pergantian Nama Jaklingko

Penggantian nama JakLingko dengan Mikrotrans oleh Pemprov DKI Jakarta menuai protes dari warganet. Simak selengkapnya!

Pemprov DKI Buka Suara Soal Pergantian Nama Jaklingko
Pemprov DKI Buka Suara Soal Pergantian Nama Jaklingko. Gambar : Kreator Bapera News/Via Canva.com

BaperaNews - Warganet mendapati istilah transport JakLingko diganti Mikrotrans. Penggantian ini ramai mendapat protes.

Warganet menyatakan ketidaksetujuannya atas penggantian ini, banyak yang menyayangkan JakLingko diganti Mikrotrans oleh Pemprov DKI Jakarta sebab JakLingko diambil dari bahasa Manggarai Flores yang artinya integrasi.

Menanggapi adanya JakLingko diganti Mikrotrans yang dipermasalahkan warganet, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengungkap tidak ada pergantian nama apapun pada JakLingko.

Mikrotrans itu bagian dari JakLingko itu sendiri, bukan ganti nama. Mikrotrans adalah angkutan umum yang juga bagian dari JakLingko. Maka yang dipermasalahkan warganet ini sama sekali tidak benar dan sebenarnya tidak ada yang perlu dipermasalahkan.

“Sesuai dengan Pergub 68/2021 tentang pelaksanaan integrasi transportasi dilakukan pada angkutan umum MRT, LRT, TransJakarta, angkutan pengumpan atau feeder, dan angkutan pendukung lainnya sebagai pendukung sistem JakLingko” kata Syafrin hari Kamis (27/7).

Mikrotrans sendiri telah menjadi salah satu jenis armada transportasi umum TransJakarta yang ditransformasikan oleh Pemprov DKI Jakarta agar bisa terkoneksi dengan transportasi umum lainnya. Mikrotrans sebutan untuk mobil angkutan perkotaan yang melayani 83 rute di sepanjang kota Jakarta. 

Baca Juga : Uji Coba TransJakarta Soetta Bakal Dilakukan 4 Juli 2023

Mikrotrans dihadirkan agar masyarakat makin mudah menjangkau angkutan umum dari rumah atau kantornya sehingga bisa lebih banyak warga beralih ke transportasi umum untuk kepentingan mobilitas aktivitasnya.

Sedangkan Pergub 68/2021 menjelaskan JakLingko adalah sistem terpadu pendukung kebijakan peningkatan penggunaan angkutan umum massal dan membatasi kendaraan bermotor pribadi. Mikrotrans juga bagian dari JakLingko, jadi tentang perkiraan warganet JakLingko diganti Mikrotrans tidaklah benar.

“JakLingko itu wujudkan integrasi sistem operasional mula dari infrastruktur, layanan dan rute, data informasi, sampai tarif dan pembayaran untuk hadirkan kenyamanan bermobilitas masyarakat. Mikrotrans ini yang jadi angkutan pengumpan atau feedernya yang terintegrasi dengan moda transportasi publik lainnya seperti MRT, LRT, KRL, dan bus TransJakarta sehingga masyarakat bisa lakukan perjalanan dengan mudah” pungkas Syafrin.

Jadi mikrotrans mirip dengan angkutan umum namun lebih nyaman dan terawat karena dikelola langsung oleh pemerintah.

Mikrotrans bisa dipakai masyarakat untuk mobilitas ke tempat kerja atau tujuan lain juga bisa jadi sarana untuk berangkat ke angkutan umum berskala lebih besar seperti KRL, MRT, dan LRT.

Baca Juga : Uji Coba LRT Jabodebek Dihentikan, Kemenhub Buka Suara