Fahd A Rafiq Mengapresiasi Cara Mendorong Perekonomian Nasional: Maksimalkan Potensi KEK di Indonesia

Nilai investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) mencapai Rp140 triliun dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 86 ribu orang.

Fahd A Rafiq Mengapresiasi Cara Mendorong Perekonomian Nasional: Maksimalkan Potensi KEK di Indonesia
Fahd A Rafiq Mengapresiasi Cara Mendorong Perekonomian Nasional: Maksimalkan Potensi KEK di Indonesia. Gambar : Dok.Istimewa

BaperaNews - Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sudah berjalan sejak tahun 2009 terbukti memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.

KEK telah menyerap banyak tenaga kerja, memberdayakan UMKM lokal, dan meningkatkan aktivitas ekonomi di berbagai daerah. KEK juga turut menciptakan pusat-pusat perkonomian baru di sejumlah wilayah.

Guna merumuskan strategi komunikasi publik yang tepat dalam mengoptimalkan peran KEK, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Jakarta baru-baru ini. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pihak termasuk media massa.

Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq menyatakan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus memiliki tujuan selain dalam bidang ekonomi namun juga untuk mendapatkan eksposure di mata public dunia.

“Tujuan yang dimiliki KEK tidak hanya menjadi penarik para investor dan juga berfokus pada perekonomian bangsa Indonesia, tapi juga agar mendapatkan eksposure positif dari mata public ataupun mata internasional.” Ujar Fahd A Rafiq, Senin (13/11).

Saat ini tercatat ada 20 kawasan yang telah ditetapkan sebagai KEK. Terdiri dari 10 KEK Industri, 9 KEK Pariwisata, dan 1 KEK Kesehatan dan Pariwisata. Data menunjukkan implementasi berbagai fasilitas dan kemudahan di KEK berjalan semakin lancar. Hal ini berdampak positif pada daya saing KEK sebagai destinasi investasi.

Hingga kini, nilai investasi di KEK telah mencapai Rp140 triliun dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 86 ribu orang. Selain meningkatkan daya saing, fasilitas kemudahan di KEK juga mengoptimalkan iklim berusaha bagi pelaku usaha.

Beberapa KEK Pariwisata bahkan telah menggelar event internasional sekelas MotoGP dan World Superbike. Sementara KEK Tanjung Kelayang kerap menjadi lokasi penyelenggaraan pertemuan tingkat menteri.

Meski demikian, banyaknya kawasan strategis di Indonesia berisiko menimbulkan bias informasi dan kesalahpahaman publik. Oleh karena itu diperlukan harmonisasi dan sinkronisasi komunikasi dari berbagai institusi terkait. Termasuk penetapan kriteria dan target yang jelas bagi masing-masing kawasan.

“KEK atau Kawasan Ekonomi Khusus menjadi investasi bagi negeri yang nantinya dapat menjadi tonggak ekonomi melalui pariwisata dan juga wilayah yang memang sudah ditujukan sebagai daerah ekonomi.” Ujar Fahd A Rafiq, Senin (13/11).

Dukungan media massa dan para pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan komunikasi publik terkait KEK. Tanpa itu, upaya pemerintah melalui KEK takkan memberi hasil maksimal dan malah berpotensi muncul stigma negatif di masyarakat. Dengan komunikasi publik yang tepat dan harmonis, KEK dapat semakin mendorong roda perekonomian nasional.

Penulis : Ahmad G