Fahd A Rafiq Bicara Soal Film The Simpsons, Currency Warfare Hingga Pergeseran Cara Main

Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq bicara tentang prediksi dunia dalam film The Simpsons, currency warfare (perang mata uang) hingga pergeseran cara main politik global.

Fahd A Rafiq Bicara Soal Film The Simpsons, Currency Warfare Hingga Pergeseran Cara Main
Fahd A Rafiq Bicara Soal Film The Simpsons, Currency Warfare Hingga Pergeseran Cara Main. Gambar : Unsplash.com/Dok. Lukasz Radziejewski

Ahmad Sofyan (Kontributor) - Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq menjelaskan bahwa Amerika Serikat sangat berminat menjadi Negara Adidaya yang abadi, dan hal tersebut telah direncanakan begitu matang. 

Diketahui, Negeri Paman Sam baru menjadi polisi dunia setelah berakhirnya perang dunia ke II atau baru 75 tahun. Hal tersebut sudah ditantang oleh dua Negara kuat yakni Rusia dan Tiongkok. Sementara Amerika Serikat sangat ingin berkuasa lebih lama seperti kekuasaan Roma Kuno selama 31 Masehi hingga 276 Masehi.

“Ada sebuah film propaganda Amerika yang membuat dunia tercengang, mungkin dalam misi rahasianya, USA sudah menemukan mesin waktu dari jauh-jauh hari, sehingga film ini hampir tidak meleset dari perkiraan awal. Kita sudah melihat beberapa prediksi dari The Simpsons yang menjadi kenyataan seperti penampilan Super Bowl Lady Gaga, Kepresidenan Donald Trump, Virus Corona dan lainnya,” ucap Fahd A Rafiq. 

Perlu diketahui, film The Simpsons memprediksi bahwa Amerika dan dunia pada tahun 2023 mengalami inflasi dan krisis ekonomi, lalu perang AS-China diperkirakan akan melakukan serangan nuklir, terdapat wabah virus zombie yang dihidupkan kembali dari danau Siberia yang telah membeku, Donald Trump kembali mencalonkan diri, hingga akan ada penelitian di mars secara besar-besaran. 

“Terdapat salah satu hal yang sangat menarik perhatian dunia, yakni sebelum adanya perang besar antara Rusia Ukraina pada Februari 2022, ternyata perang tersebut sudah dipersiapkan sebelumnya,” jelas Fahd A Rafiq.  

“Saat Indonesia di wabah Internet, khususnya di warung-warung internet dan saat ini sudah berpindah ke ponsel khususnya untuk game perang, aksi vandalisme, aksi premanisme menjadi awal mulanya provokasi, banyaknya para pemain yang semuanya digiring untuk memainkan game tersebut, apa hubungannya dengan game? Game itu lebih pada propaganda perang yang menandakan bahwa dunia kedepan tidak baik-baik saja, dan akan cenderung kearah game tersebut dari perang dan aksi vandalisme,” lanjut Fahd A Rafiq. 

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Kita Harus Patahkan Prediksi Indonesia Jadi Penghuni Papan Tengah Liga Negara

Fahd A Rafiq berpendapat bahwa, “Ahli perang ekonomi di Pentagon menyiapkan strategi penanganan ekonomi Amerika, ketika pandemi yang melakukan printing money lebih dari 3 triliun dollar atau 3000 billion dollar atau 15 kali APBN Indonesia. Dana tersebut digunakan untuk membeli crypto yang kemudian ditahan sebentar, dan tidak lama kemudian dibuang agar dunia crypto jadi hancur.” 

“Dalam strategi cetak uang untuk menangani pandemi Amerika, maka ada 10-15% dana yang dicetak tadi ternyata sebagian dipakai untuk menyerang cryptocurrency, singkatnya begini, crypto itu kan bitcoin yang dianggap sebagai ancaman dollar terbesar di masa depan yang harus dimusnahkan oleh satu peluru yaitu printing moner berbasis short selling crypto, ya apa enggak canggih itu serangan ekonomi Amerika?” tanya Fahd A Rafiq. 

Menurut Fahd A Rafiq, hal tersebut lah yang harus dipahami tentang canggihnya system defense dollar Amerika, yang mana MMT dapat membuat senjata dalam currency war. “Memang sangat canggih ahli Pentagon itu,” imbuh Fahd A Rafiq. 

Tujuan currency warfare dilakukan ialah untuk survival of the nation (demi keutuhan hidup sebuah Negara), oleh karena itu berperang atau menciptakan peperangan menjadi sebuah hal yang penting.

“Bukankah damai itu lebih baik ya?” tanya Fahd A Rafiq. 

“Kita menengok Indonesia saat ini, kita harus pandai membedakan apa itu manusia sebagai pribadi, family, makhluk sosial, makhluk politik manusia sebagai bangsa dan Negara. Jadi bernegara itu tidak sama dengan bersosial, bersosial itu adalah bagian dari bernegara. Mempertahankan keutuhan Negara adalah untuk melindungi bangsa dan melindungi kehidupan sosial,” jelas Fahd A Rafiq. 

Fahd A Rafiq menilai Indonesia era reformasi saat ini yang seakan perang dingin tersebut sudah berakhir. “Jadi reformasi tersebut sudah ada di tahun 1991 ketika Soviet bubar dan hari ini di pola pikir era reformasi. Apa sih pemikiran politik perang dingin? Pada perkembangan era perang dingin (cold war) berlangsung sejak AS menggunakan doktrin Harry Truman (1948) dengan penerapan politik pembendungan (containment policy) untuk menghadapi ancaman komunisme internasional, yaitu perang ideology.”

“Pergeseran cara main politik global itu polanya telah sangat canggih, eh kita malah mundur ke belakang makanya wajar jika Politik menjadi sendi bernegara yang kelewatan, keterlaluan sehingga kepala manusia politik 20 tahun ini yang sangat kental dengan konflik, intrik kelompok dan kroni tersebut bikin masalah yang membuat negara ini lama majunya dan bisa dipastikan jika masih menggunakan pola lama kita masih terjebak dalam Middle income trap dan terus bertengger di papan tengah (negara berkembang),” tutup Fahd A Rafiq.

Baca Juga : Fahd A Rafiq : Kita Bisa Contoh Negara Malta, Solusi Regulasi Perizinan Pembiayaan UMKM yang Rumit di Indonesia

Penulis : Ahmad Sofyan (Bapera Pusat)