Begini Kesaksian Penumpang yang Selamat dari Kecelakaan Pesawat Japan Airlines

Begini kesaksian pilu para penumpang yang selamat dari kecelakaan Airbus A350 milik Japan Airlines di Bandara Haneda, Tokyo.

Begini Kesaksian Penumpang yang Selamat dari Kecelakaan Pesawat Japan Airlines
Begini Kesaksian Penumpang yang Selamat dari Kecelakaan Pesawat Japan Airlines. Gambar : Reuters/Issei Kato

BaperaNews - Kecelakaan terjadi di Bandara Haneda, Tokyo, saat pesawat penumpang Airbus A350 milik Japan Airlines bertabrakan dengan pesawat pengangkut bantuan korban gempa.

Pada Selasa (02/01) pukul 17.47 waktu setempat, pesawat Japan Airlines nomor penerbangan 516 sedang melakukan proses mendarat ketika terjadi tabrakan dengan pesawat kecil milik penjaga pantai yang membawa bantuan korban gempa.

Dalam detik-detik kecelakaan pesawat Japan Airlines, kobaran api melahap pesawat tersebut, dan para penumpang harus mengandalkan insting dan evakuasi cepat untuk menyelamatkan diri.

Pesawat Airbus A350 yang membawa 379 penumpang terhenti di landasan bandara dalam kondisi terbakar setelah tabrakan. Kobaran api dan asap segera menyelimuti kabin.

Anton Deibe, seorang penumpang berusia 17 tahun asal Swedia, menggambarkan momen kekacauan setelah tabrakan, "Seluruh kabin dipenuhi asap dalam beberapa menit. Asap di kabin sangat menyengat. Itu seperti neraka."

Para pakar penerbangan menilai bahwa evakuasi tanpa cela dan pemanfaatan teknologi baru berperan besar dalam penyelamatan para penumpang. Kru pesawat Japan Airlines mampu memulai proses evakuasi sesuai prosedur dalam beberapa menit pertama pasca-tabrakan.

Alex Macheras, seorang pakar penerbangan, menjelaskan bahwa para kru mampu mengisolasi api di satu area Airbus A350 selama 90 detik pertama, memberikan waktu yang singkat namun kritis untuk mengeluarkan semua penumpang.

Meskipun api cepat menyebar dan merusak pesawat, evakuasi yang terorganisir membantu menghindari korban jiwa di kalangan penumpang Airbus A350.

Baca Juga : Fakta-fakta Pesawat Japan Airlines Terbakar

Sayangnya, pesawat kedua yang terlibat dalam kecelakaan, sebuah pesawat kecil milik penjaga pantai yang membawa bantuan korban gempa, tidak seberuntung Airbus A350. Lima penjaga pantai dinyatakan meninggal dunia dan satu penumpang mengalami luka parah.

Penyelidikan sedang berlangsung untuk mengumpulkan informasi terperinci tentang penyebab tabrakan dan bagaimana kedua pesawat bisa berada di landasan pada saat bersamaan. Video dan kesaksian para penumpang memberikan gambaran teror yang mereka alami selama beberapa menit kritis pasca-tabrakan.

Beberapa penumpang merekam momen dramatis pasca-tabrakan. Terlihat dalam cuplikan video, petugas pemadam kebakaran berjuang keras memadamkan kobaran api saat badan pesawat mulai patah menjadi dua.

Satoshi Yamake, penumpang berusia 59 tahun, merasakan pesawat "miring ke samping dan merasakan benturan besar" saat tabrakan terjadi.

Foto-foto dan video menunjukkan penumpang menggunakan seluncur darurat untuk keluar dari pesawat. Beberapa terjatuh dalam upaya mereka menyelamatkan diri dari kabin yang terbakar.

Proses evakuasi menjadi lebih sulit karena hanya satu pintu darurat yang dapat digunakan, membuat penumpang turun dari depan pesawat.

Tsubasa Sawada, seorang penumpang berusia 28 tahun, menyampaikan rasa herannya, "Saya hanya bisa mengatakan itu adalah keajaiban, kami bisa saja mati."

Baca Juga : Kronologi Kecelakaan di Cianjur, Truk Tabrak Pengendara Motor