Banyak Pasangan yang Pilih Childfree, Ini Kata Psikolog!

Menelusuri fenomena Childfree di Indonesia, psikolog menjabarkan alasan dan dampak dari pilihan tidak memiliki anak.

Banyak Pasangan yang Pilih Childfree, Ini Kata Psikolog!
Banyak Pasangan yang Pilih Childfree, Ini Kata Psikolog!. Gambar : Ilustrasi Kreator BaperaNews Via Canva

BaperaNews - Fenomena childfree, atau keputusan pasangan untuk tidak memiliki anak, masih menjadi perbincangan hangat di masyarakat Indonesia.

Keputusan ini kerap menimbulkan pro dan kontra, sehingga muncul pertanyaan mengenai alasan dan dampak dari pilihan ini.

Menanggapi hal ini, Dr. Nur Ainy Fardana N MSi, seorang psikolog, menegaskan bahwa childfree adalah pilihan pribadi yang harus dihormati.

"Kita tidak boleh menghakimi pilihan seseorang karena hak untuk memiliki anak atau tidak merupakan pilihan pribadi. Yang penting, jangan mudah ikut arus dan masyarakat harus kritis," ucapnya.

Nur Ainy menyebut beberapa kemungkinan alasan seseorang memilih childfree.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Buka Suara Tentang Prinsip Childfree Gitasav

"Pertama, keinginan untuk fokus terhadap karier, hobi, atau cita-cita. Kedua, adanya masalah kesehatan yang dihadapi. Ketiga, pengaruh dari trauma di masa lalu. Keempat, takut terhadap tanggung jawab dan komitmen besar saat memiliki anak, seperti biaya hidup dan perlindungan terhadap anak dari ancaman kekerasan. Kelima, seseorang merasa tidak cocok menjadi orang tua atau bahkan tidak tertarik untuk memiliki anak," ungkapnya.

Meskipun childfree memiliki dampak positif, seperti menghindari risiko sakit secara fisik dan mental, serta memberikan fleksibilitas dalam gaya hidup, fenomena ini juga memiliki aspek negatif.

Beberapa dampak negatif mencakup kesepian dan isolasi, terutama jika pasangan tidak mendapat dukungan emosional. Selain itu, ketika tua, tidak ada dukungan sosial dan finansial dari anak, dan tidak ada yang melanjutkan warisan genetik atau menerima harta warisan.

Dosen Fakultas Psikologi Unair ini memberikan pesan kepada masyarakat Indonesia untuk berpikir kritis sebelum memutuskan memiliki anak atau tidak. Keputusan ini harus dipertimbangkan dengan matang, karena seseorang perlu siap dengan dampak positif dan negatifnya.

“Harus benar-benar melihat bahwa childfree harus dipertimbangkan dampak positif dan negatifnya,” tegas Nur Ainy.

Baca Juga: WHO Sebut Kesepian Bisa Jadi Ancaman Kesehatan Global