Pedagang Nasi Goreng Tewas Gantung Diri Gegara Sering Cekcok dengan Istri

Pedagang nasi goreng di Depok mengakhiri hidupnya dalam peristiwa tragis yang diduga dipicu oleh masalah keuangan dan konflik keluarga.

Pedagang Nasi Goreng Tewas Gantung Diri Gegara Sering Cekcok dengan Istri
Pedagang Nasi Goreng Tewas Gantung Diri Gegara Sering Cekcok dengan Istri. Gambar : Freepik.com

BaperaNews - Tragedi mengenaskan terjadi pada warga Jalan Pitara Raya, Pancoran Mas, Kota Depok, ketika seorang pedagang nasi goreng berinisial P (41) ditemukan tewas karena gantung diri di rumah kontrakannya pada Senin dini hari, (6/11).

Menurut laporan Kepala Urusan Humas Polres Metro Depok, Iptu Made Budi, peristiwa ini bermula dari pertengkaran antara P dan istrinya terkait masalah ekonomi keluarga.

Peristiwa naas yang mengakhiri hidup P ini terjadi tak lama setelah dia dan istrinya, berinisial JI, pulang dari berdagang nasi goreng. Sebuah cekcok mulut tentang permasalahan ekonomi memicu P untuk mengancam akan mengakhiri hidupnya.

"Pada saat korban menyiapkan kain spanduk dan mengikatkannya di rangka atap baja ringan, istri sempat menahannya," ungkap Made Budi. Namun, upaya pencegahan itu gagal saat P memaksa dan JI tidak sanggup menahannya lebih lama.

Kronologi yang memilukan ini terus berlanjut ketika P mengambil langkah tragis tersebut dengan spanduk caleg sebagai alat untuk gantung diri. JI, dalam keadaan histeris, berusaha mendapatkan bantuan dari tetangga.

Baca Juga: Lapor Istri Bunuh Diri, Suami di Lampung Malah Ditangkap Polisi!

"Istri berteriak meminta tolong, selanjutnya datang saksi yang sedang melintas dan segera membantu menolong korban," lanjut Made Budi. Meski begitu, upaya penyelamatan itu terlambat. P telah kehilangan napasnya ketika dibantu turun oleh warga yang datang membantu.

Pengecekan tim identifikasi menyatakan tidak adanya tanda kekerasan pada tubuh P, memperkuat dugaan bahwa kematian disebabkan oleh gantung diri.

"Tidak terdapat tanda-tanda kekerasan tetapi terdapat tanda karena diakibatkan gantung diri," jelas Made Budi. Ini mengonfirmasi bahwa tragedi tersebut murni merupakan tindakan bunuh diri yang diakibatkan oleh tekanan ekonomi, sebuah peristiwa yang semakin umum di tengah kondisi sosial ekonomi yang menantang.

Fakta menyedihkan ini menjadi semakin kompleks dengan keterangan dari anak korban yang menyebutkan bahwa pertengkaran antara P dan istrinya bukanlah hal yang baru. Seringnya perdebatan mengenai keuangan keluarga menjadi latar belakang dari kejadian ini.

Situasi ekonomi yang berat, dipadu dengan tekanan mental yang dialami oleh P, diduga menjadi pemicu utama dari keputusan tragisnya untuk gantung diri.

Keluarga yang berduka memilih untuk tidak melanjutkan dengan autopsi dan tidak menginginkan kejadian ini diproses secara hukum. Mereka membuat pernyataan resmi terkait dengan keputusan tersebut, memilih untuk mengikhlaskan kepergian P.

Di tengah duka yang mendalam ini, mari kita sampaikan doa terbaik untuk keluarga yang ditinggalkan. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi tragedi ini.

Baca Juga: Diduga Bunuh Diri, Wanita Tewas Tertabrak Kereta Api