Konflik Israel Gaza Masih Berlanjut, Netanyahu: Tak Ada yang Bisa Hentikan Kami

Konflik Israel dengan Gaza masih terus berlanjut hingga saat ini. PM Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa tidak ada yang bisa menghentikan konflik Israel dan Palestina.

Konflik Israel Gaza Masih Berlanjut, Netanyahu: Tak Ada yang Bisa Hentikan Kami
Konflik Israel Gaza Masih Berlanjut, Netanyahu: Tak Ada yang Bisa Hentikan Kami. Gambar : AFP/Said Khatib

BaperaNews - Konflik Israel Palestina terus memanas, dengan Israel menyatakan tekadnya untuk melanjutkan serangan di Jalur Gaza, baik dengan atau tanpa dukungan internasional.

Pernyataan tersebut muncul sebagai respons atas tekanan internasional yang meningkat terutama dari sekutu dekat Israel, Amerika Serikat, yang mengancam akan mencabut dukungan atas tindakan kebrutalan Israel di Gaza.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, secara tegas menyatakan komitmennya saat mengunjungi fasilitas detensi di selatan Israel pada Rabu (13/12).

Di tempat tersebut, anggota Hamas yang terlibat dalam serangan pada 7 Oktober sedang ditahan dan diinterogasi oleh intelijen Israeli Defense Forces (IDF).

"Kami akan melanjutkannya sampai akhir. Tidak ada keraguan sama sekali. Sampai kemenangan, sampai kehancuran Hamas, bahkan di bawah tekanan internasional," ungkap Netanyahu dalam pernyataan video yang dirilis kantornya. "Tidak ada yang akan menghentikan kami."

Baca Juga : Israel Gunakan Robot AI Pembunuh untuk Memporak-porandakan Gaza

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen, saat bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Australia Tim Watts di Yerusalem Barat.

Cohen menilai gencatan senjata di Jalur Gaza hanya akan menjadi "hadiah" bagi Hamas, memberikan mereka kesempatan untuk kembali mengancam penduduk Israel.

Komentar tegas dari Netanyahu dan Cohen muncul sehari setelah Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, memperingatkan bahwa Israel kehilangan dukungan internasional atas tindakan agresifnya di Jalur Gaza.

Biden bahkan mengusulkan perlunya pergantian pemerintahan Israel, yang saat ini dipimpin oleh garis keras sayap kanan.

"Ini adalah pemerintahan yang paling konservatif dalam sejarah Israel," tegas Biden pada Selasa (12/12). Dia menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pandangan pemerintahan Netanyahu yang menolak solusi dua negara sebagai jalan keluar terbaik dari krisis dengan Palestina.

Dunia internasional terus memberikan tekanan pada Israel dan Amerika Serikat, serta lembaga internasional seperti PBB, untuk segera mengakhiri agresi di Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza melaporkan bahwa sejak 7 Oktober lalu, sekitar 18.608 warga Palestina tewas dan 50.594 lainnya mengalami luka-luka.

Situasi yang semakin memanas ini menandai kegagalan diplomasi dan terus memperumit upaya perdamaian antara Israel dan Palestina. 

Baca Juga : Menlu Retno Bingung Dengan "Statement" PM Israel di Sidang DK PBB