Ini Alasan Rusia Bisa Untung Rp 74 T Per Hari Dari Perang Ukraina

Tak terduga, ternyata Rusia bisa untung Rp 74 T per hari dari perang Ukraina. Sandiaga Uno menjelaskan secara lengkap bagaimana keuntungan itu bisa didapat!

Ini Alasan Rusia Bisa Untung Rp 74 T Per Hari Dari Perang Ukraina
Alasan Rusia bisa untung dari perang Ukraina. Gambar : reuters.com/Carlos Barria

BaperaNews - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut Rusia untung fantastis dari operasi militer khususnya ke Ukraina. Rusia untung US$5 Miliar atau Rp 74 Triliun per harinya dari perang.

Sandiaga Uno menjelaskan secara lengkap bagaimana keuntungan itu bisa didapat. Simak keuntungan operasi militer Rusia ke Ukraina.

Keuntungan tersebut didapat dari naiknya harga minyak dunia yang terjadi akibat perang dan hal ini membuat Rusia untung besar. Maklum, Rusia ialah Negara produsen minyak terbesar ketiga di dunia setelah Arab Saudi dan Amerika Serikat.

Menurut data International Energy Agency (IEA), produksi minyak mentah Rusia mencapai 10,5 juta barel per harinya yang merupakan 14% dari kebutuhan pasokan global.

Meski Rusia hingga kini masih menjual minyak di bawah harga pasaran, Rusia masih mendapat untung besar hingga Rp 89,2 Triliun per harinya.

Sebab itu, bukan tak mungkin perang Rusia Ukraina akan bertahan lama. “Kenapa perang Rusia dan Ukraina ini cukup lama? Karena ini sangat menguntungkan” ujarnya.

Keuntungan tersebut, menurutnya lebih besar dibandingkan biaya untuk perang Ukraina.

Baca Juga : Memanas! Jepang Berencana Kerahkan 1000 Rudal Jarak Jauh Untuk Tangkal China

Pasalnya, biaya untuk perang Ukraina hanya US$ 1 Miliar per hari sehingga Rusia masih mendapat keuntungan bersih US$ 5 Miliar per hari atau Rp 74,3 Triliun. “Untungnya US$ 6 Miliar per hari, biaya perang US$ 1 Miliar per hari, jadi Rusia untung tiap hari US$ 5 Miliar” terangnya.

Per hari Selasa (23/8), harga minyak mentah berjangka Brent untuk Oktober 2022 turun 24 sen atau 0,25% ke level US$96,48 per barel. Sedangkan minyak berjangka AS untuk pengiriman September justru merosot 54 sen atau 0,6% menjadi US$90,23 per barel.

Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya juga mengungkap Rusia mendapat durian runtuh usai harga minyak dunia melonjak.

Kepala IMF Pierre Oliever mengatakan harga kenaikan bahan bakar energi utama tersebut membuat pendapatan atau untung Rusia melonjak sehingga mereka tetap bisa kokoh hingga saat ini.

Rusia tumbuh 2,5 poin PDB meski ekonominya terkontraksi 6%. “Itu resesi yang cukup besar di Rusia pada tahun 2022” tuturnya.

Rusia dan Ukraina berperang sejak 24 Februari 2022 hingga saat ini. Kedua Negara enggan untuk berdamai meski sebelumnya sempat dilakukan dialog, belum ada tanda - tanda perang Rusia Ukraina akan berakhir meski sudah banyak dampak terjadi baik itu di negaranya sendiri maupun secara global.

Baca Juga : Geng Di India Buka Kantor Polisi Palsu Selama 8 Bulan, Ratusan Orang Diperas