Diduga Kehabisan BBM, RS Indonesia di Gaza Akan Berhenti Beroperasi

Rumah Sakit Indonesia di Gaza berada di ambang berhenti beroperasi karena krisis bahan bakar yang mendalam.

Diduga Kehabisan BBM, RS Indonesia di Gaza Akan Berhenti Beroperasi
Diduga Kehabisan BBM, RS Indonesia di Gaza Akan Berhenti Beroperasi. Gambar : AFP/Dok. Bashar Taleb

BaperaNews - Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Atef al-Kahlout, menyampaikan kabar yang kekhawatiran pada Kamis, (9/11).

Rumah sakit tersebut menghadapi ancaman berhenti beroperasi secara total karena kehabisan bahan bakar. Al-Kahlout menjelaskan bahwa sisa stok solar untuk RS Indonesia hanya mencukupi satu hari, dengan jumlah sebanyak 1.100 liter.

Sebelumnya, Fikri Rofiul Haq, seorang relawan MER-C yang berada di RS Indonesia, memberikan informasi bahwa bantuan kemanusiaan belum dapat diantarkan ke wilayah utara Gaza, tempat RS Indonesia berada. Meskipun ada truk yang diizinkan memasuki Jalur Gaza, distribusi bantuan masih belum merata.

Keadaan semakin rumit dengan penutupan pintu perbatasan di Rafah, yang menghambat pergerakan warga dan distribusi bantuan kemanusiaan.

Situasi kritis RS Indonesia di Gaza, Palestina menuntut respons cepat dan efektif. Setiap bantuan dapat membuat perbedaan besar dalam menyelamatkan nyawa dan menjaga kelangsungan operasional rumah sakit ini.

Baca Juga : Dubes Palestina Akui Bantuan dari Indonesia Masih Tertahan di Mesir

Rumah Sakit Indonesia di wilayah utara Gaza kini menghadapi ancaman serius untuk berhenti beroperasi pada Jumat, 10 November. Direktur RS, Atef al-Kahlout, memperbarui situasi pada Kamis sebelumnya, menyatakan bahwa stok solar hanya mencukupi untuk satu hari.

Kekhawatiran meningkat dengan jumlah kematian yang mencapai 65 dalam 24 jam terakhir di RS Indonesia, dan lebih dari 100 orang dilaporkan terluka akibat serangan Israel.

Melalui akun lembaga kemanusiaan MER-C Indonesia, al-Kahlout menyampaikan kebutuhan mendesak akan pasokan bahan bakar agar rumah sakit tetap beroperasi.

Rumah sakit ini sudah dalam kondisi kritis dengan fasilitas yang rusak parah dan lonjakan pasien. Bantuan kemanusiaan dari Rafah masih terhambat akibat kondisi perbatasan yang sulit.

Baca Juga : WHO Catat 160 Anak di Gaza Meninggal Setiap Hari Akibat Serangan Israel