Sadis! Suami di Jambi Bunuh Istri dan Tusuk Kemaluan untuk Skenario Pemerkosaan

Kronologi pertengkaran yang berujung tragis di Merangin, Jambi, ketika seorang suami membunuh istrinya. Pelaku mencoba mengecoh penyelidikan dengan skenario pemerkosaan.

Sadis! Suami di Jambi Bunuh Istri dan Tusuk Kemaluan untuk Skenario Pemerkosaan
Sadis! Suami di Jambi Bunuh Istri dan Tusuk Kemaluan untuk Skenario Pemerkosaan. Gambar : Ilustrasi Kreator BaperaNews Via Canva

BaperaNews - Seorang suami bunuh istri di Merangin, Jambi, dilaporkan telah membunuh istrinya dengan kejam. Kejadian ini mencengangkan warga setempat dan memicu penyelidikan polisi yang mendalam.

Suami bunuh istri tersebut, bernama Angga, tidak hanya mengakhiri nyawa istrinya, Sindy (26), tetapi juga melakukan tindakan mengerikan lainnya dengan menusuk kemaluan istrinya. Hal ini  menciptakan skenario pemerkosaan yang mengerikan.

Kapolsek Merangin, AKBP Ruri Roberto, mengungkapkan bahwa pisau digunakan oleh Angga untuk merusak organ vital korban.

"Pisau digunakan untuk merusak organ vital korban, dengan maksud menggambarkan bahwa terjadi tindak pidana atau korban pemerkosaan," kata AKBP Ruri Roberto.

Selain menusuk kemaluan istrinya, Angga juga melucuti pakaian Sindy, sehingga saat jasad korban ditemukan oleh warga, ia berada dalam keadaan tanpa busana. Tindakan ini tampaknya dilakukan untuk mendukung alasan terjadinya pemerkosaan.

"Iya termasuk melucuti pakaian korban untuk alibinya (alasan)," tambah AKBP Ruri Roberto.

Penyelidikan polisi menunjukkan bahwa korban diduga meninggal karena dicekik, meskipun hasil forensik masih menunggu konfirmasi lebih lanjut. Terdapat luka-luka di sekitar leher, pinggul, paha kanan, dan selangkangan korban. Ketika jasad korban ditemukan, kondisinya sudah membusuk dan menghitam.

Selain melakukan kekejaman fisik yang tak terbayangkan, Angga juga mencoba untuk mengecoh polisi dan warga dengan meninggalkan pesan yang mengindikasikan bahwa Sindy telah menjadi korban pemerkosaan.

Pesan tersebut ditemukan di atas selembar triplek, tak jauh dari lokasi penemuan jasad korban di area perkebunan Desa Salam Buku. Pesan tersebut berbunyi, "Kalu adek gak mau tempat Pak De, tunggu di pondok. Abang pagi pulang. Senter di kasur."

Kapolsek Merangin, AKBP Ruri Roberto, menjelaskan bahwa pesan itu dibuat oleh Angga setelah ia menghabisi nyawa istri sirinya pada Minggu, 27 Agustus 2023. "Isinya untuk menguatkan bahwa (istrinya) korban pemerkosaan. Pesannya lokasi suatu tempat dan ada senter di gubuk," kata AKBP Ruri Roberto.

Baca Juga : Kronologi Kasus Pembunuhan Tetangga Pemerkosa Istri Orang

Motif Pembunuhan Terungkap

Dalam mengungkapkan motif di balik suami bunuh istri di merangin, Kapolres Merangin, AKBP Ruri Roberto, menjelaskan bahwa kejadian ini bermula dari pertengkaran dalam rumah tangga Angga dan Sindy. Pelaku, Angga, dikatakan cemburu saat mengetahui istrinya pergi karaoke bersama teman-temannya. Ia mencoba menasehati Sindy, namun pertengkaran meletus.

"Untuk modusnya pelaku ini merasa cemburu dan sakit hati karena korban karaoke bersama teman-temannya. Pelaku tidak menerima sikap korban sehingga terjadi penganiayaan tersebut," ujar AKBP Ruri Roberto kepada wartawan.

Angga mengaku merasa sakit hati karena Sindy tidak mau menerima nasihatnya. "Pelaku menasehati korban terkait perilaku yang tidak sesuai dengan hati pelaku. Sehingga timbullah cekcok. Dengan percekcokan tersebut, pelaku emosi dan merasa sakit hati atas jawaban dan tindakan yang dilakukan korban. Sehingga dari sana timbullah niat (penganiayaan)," jelasnya.

Kronologi Pembunuhan yang Mengerikan

Kejadian mengerikan ini terjadi pada Minggu, 27 Agustus 2023, sekitar pukul 15.00 WIB. Angga mengajak Sindy menggunakan sepeda motor bersama anak mereka yang masih berusia 3 tahun. Awalnya, mereka pergi ke sebuah perkebunan di Desa Salam Buku.

Di sana, pelaku menganiaya korban menggunakan sebatang kayu. Aksi kejam ini bahkan disaksikan oleh anak mereka yang masih sangat muda. Namun, tindakan kejam Angga tak berhenti di situ. Ia membawa Sindy ke tempat yang cukup jauh dari lokasi pertama dan jarang dilalui oleh warga.

Di tengah perkebunan tersebut, Angga mengakhiri nyawa istrinya dengan kejam, menggunakan kayu dan pisau sebagai barang bukti yang telah diamankan oleh polisi.

"Jarak TKP pertama dengan kedua itu cukup jauh, sekitar 2 kilometer. Alasannya untuk menghilangkan jejak," ungkap Kapolres Merangin, AKBP Ruri Roberto.

Angga kabur setelah peristiwa ini, meninggalkan anak mereka di pondok tempat mereka berada saat pertama kali pergi ke perkebunan. Sedangkan jasad Sindy ditemukan dalam kondisi membusuk dan menghitam, sulit untuk dikenali.

Identitas Korban Terungkap

Pihak kepolisian berhasil mengungkap identitas korban sebagai Sindy (26), yang merupakan warga Lorong Kampar Rt.14/02, Kelurahan Pematang Kandis,

Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin. Identifikasi ini dilakukan setelah korban dilaporkan hilang selama 4 hari terakhir sebelum jasadnya ditemukan.

"Benar (identitas Sindy)," kata Kapolres Merangin AKBP Ruri Roberto.

Saat korban ditemukan, jasadnya dalam keadaan tanpa busana, yang membuat kondisi jasadnya semakin sulit untuk dikenali. Kepolisian melakukan investigasi yang cermat untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi ini dan menentukan pelaku pembunuhan.

Angga Ditetapkan sebagai Tersangka

Kepolisian Merangin berhasil mengungkap bahwa pelaku di balik pembunuhan mengerikan ini adalah suami siri korban, Angga. Angga ditangkap pada Jumat, 1 September 2023, setelah sejumlah penyelidikan dan pengumpulan bukti yang kuat terhadapnya.

Pelaku Angga awalnya membantah perbuatannya, namun polisi berhasil mengumpulkan bukti yang cukup untuk menetapkannya sebagai tersangka. Pihak berwenang terus menggali lebih dalam untuk memastikan semua fakta terungkap.

Kapolres Merangin, AKBP Ruri Roberto, menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi pada Minggu, 27 Agustus 2023, ketika Angga membawa Sindy dan anak mereka yang masih berusia 3 tahun menggunakan sepeda motor ke suatu perkebunan. Di sana, pelaku menganiaya korban dengan sebatang kayu di hadapan anak kecil tersebut. Aksi kejam ini menjadi awal dari kisah horor ini.

Tindakan kejam Angga tidak berhenti di situ. Dia membawa Sindy ke tempat yang terpencil dalam perkebunan tersebut, sekitar 2 kilometer dari lokasi pertama, dengan tujuan untuk menghilangkan jejaknya. Di tempat tersebut, Angga mengakhiri nyawa istrinya dengan kejam, menggunakan kayu dan pisau sebagai barang bukti yang telah diamankan oleh polisi.

Ketika peristiwa mengerikan ini berakhir, pelaku melarikan diri, meninggalkan anak mereka di pondok yang menjadi lokasi awal kejadian. Sementara itu, jasad Sindy ditemukan dalam kondisi membusuk dan menghitam, membuat proses identifikasi menjadi sulit.

Kemaluan Ditusuk dan Skenario Pemerkosaan yang Mengerikan

Salah satu elemen paling mengerikan dalam kasus ini adalah tindakan pelaku setelah membunuh istrinya. Pelaku menusuk kemaluan Sindy dengan menggunakan sebilah pisau. Hasil pemeriksaan forensik menunjukkan bahwa pisau digunakan untuk merusak organ vital korban, dengan maksud menciptakan ilusi tindak pidana pemerkosaan.

Selain itu, Angga juga melucuti pakaian korban sehingga saat jasad korban ditemukan oleh warga, dia berada dalam keadaan telanjang. Tindakan ini tampaknya dimaksudkan untuk memperkuat alibi pemerkosaan yang ditempatkannya.

Polisi masih menunggu hasil forensik yang lebih mendalam untuk memahami penyebab pasti kematian korban. Meskipun terdapat luka-luka yang terlihat di jasad korban, termasuk luka di sekitar leher, pinggul, paha kanan, dan selangkangan, hasil akhir dari proses forensik akan menjadi bukti kunci dalam penyelidikan ini.

Kasus ini telah memunculkan kecaman dan keprihatinan luas dari masyarakat setempat dan pihak berwenang. Kasus pembunuhan yang keji ini menjadi pengingat betapa pentingnya menangani masalah rumah tangga dan emosi dengan cara yang sehat dan damai, daripada menggunakan kekerasan yang berujung pada tragedi mengerikan seperti ini.

Kepolisian akan terus melakukan penyelidikan yang cermat untuk memastikan bahwa kebenaran terungkap dan pelaku diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Kasus ini juga menjadi pelajaran penting tentang betapa pentingnya mendukung kebijakan dan program pencegahan kekerasan dalam rumah tangga di masyarakat.

Pembunuhan mengerikan ini di Merangin, Jambi, mengguncang hati banyak orang dan memicu perdebatan tentang bagaimana kita sebagai masyarakat dapat bekerja sama untuk mencegah tragedi semacam ini terjadi lagi di masa depan.

Semoga korban mendapatkan keadilan, dan kasus ini menjadi peringatan tentang perlunya kesadaran dan tindakan bersama dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan keluarga.

Baca Juga : Pelaku Pembunuhan Istri di Lampung Ubah Identitas, Keluarga Korban Tak Mengenali