Perempuan Di Zimbabwe Pakai Kotoran Sapi Saat Haid Usai Harga Pembalut Terlalu Mahal

Para perempuan di Zimbabwe terpaksa memakai kotoran sapi untuk mencegah bocor ketika sedang haid karena harga pembalut di Negara tersebut sangat mahal.

Perempuan Di Zimbabwe Pakai Kotoran Sapi Saat Haid Usai Harga Pembalut Terlalu Mahal
Para perempuan di Zimbabwe terpaksa memakai kotoran sapi untuk mencegah bocor ketika sedang haid karena harga pembalut di Negara tersebut sangat mahal. Gambar : theguardian.com

BaperaNews - Para perempuan di Zimbabwe terpaksa memakai kotoran sapi untuk mencegah bocor ketika sedang menstruasi (haid), mahalnya harga pembalut membuat perempuan di Negara Afrika tersebut memakai cara lain agar darah tidak keluar.

Diketahui, seorang warga perempuan bernama Constance Dimingo (19) asal Zimbabwe mengaku tidak lagi memakai pembalut saat haid selama satu tahun terakhir. “Saya terakhir memakai sebelum ibu meninggal di tahun lalu, sekarang saya memakai apa saja yang ditemukan, kotoran sapi, koran, daun, hingga pakaian untuk menghentikan kebocoran” ujarnya.

Dimingo bahkan menyebut tak punya uang untuk membeli obat pereda nyeri ketika haid datang. Ia adalah salah satu dari hampir tiga perempat total perempuan di kotanya, Domboshava, yang berada 30 km dari utara ibu kota Harare. Wilayah tersebut tidak punya akses untuk mendapat produk higienis.

Produk kewanitaan termasuk pembalut, menjadi barang mewah di kota tersebut. Untuk mencegah bocor, ia dan saudara-saudaranya memakai kotoran sapi yang dibentuk seperti gumpalan untuk menyerap darah. “Saya mengambil kotoran dan membiarkannya kering agar mudah menyerap darah” imbuh nenek Dimingo, Vhene.

Baca Juga : Dikira Alami Masalah Buang Air Kecil, Pria Ini Ternyata Menstruasi

Namun kotoran sapi kering tersebut tidak begitu saja ditempelkan ke organ kemaluannya, melainkan dibungkus dengan potongan kain atau selimut tua, barulah diletakkan di celana dalam sebagaimana ketika memakai pembalut.

“Para perempuan mengalami aliran deras di siklus yang biasanya terjadi 6 hari, kami lebih suka cara ini karena kotoran sapi bisa menyerap banyak darah, setelah dipakai, kotoran sapi dibuang dengan dikubur di tanah, pembalut ialah barang mewah yang tidak bisa saya beli untuk cucu-cucu perempuan saya” sambungnya.

Kementerian Urusan Perempuan dan Kepemudaan Zimbabwe melaporkan, ada 67% anak perempuan terpaksa bolos sekolah ketika haid karena tidak mendapatkan produk higienis dan air bersih, bahkan tidak sedikit dari mereka yang putus sekolah, sebagaimana yang dialami Dimingo.

Pakar kesehatan mengingatkan, memakai produk yang tidak higienis beresiko menimbulkan kuman E Coli dan Salmonella yang membuat daerah kewanitaan infeksi. “Para perempuan mengeluh gatal dan ada sensasi terbakar di vagina, ketika diperiksa di rumah sakit, kami menemukan adanya infeksi jamur, tanda kanker Rahim dan infeksi saluran kencing di vagina” ujar Theresa Nkhoma, seorang aktivis Komunitas Pengasuhan Anak yang bekerja di bawa Kementrian Zimbabwe.