Kisah Pilu Seorang Mahasiswi UNY Sulit Bayar Uang Kuliah Hingga Wafat

Viral di media sosial Twitter sebuah unggahan tentang kisah mahasiswi UNY sulit bayar uang kuliah hingga wafat pada Rabu (11/1).

Kisah Pilu Seorang Mahasiswi UNY Sulit Bayar Uang Kuliah Hingga Wafat
Kisah pilu seorang mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta. Gambar : jogja.tribunnews.com/Kurniatulhidayah

BaperaNews - Bisa menikmati pendidikan di bangku kuliah bukanlah sesuatu yang mudah untuk semua orang, terlebih mereka yang memiliki masalah di bidang ekonomi.

Sebagaimana kisah seorang mahasiswi UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) yang viral tentang perjuangannya mencari uang kuliah hingga ia meninggal dunia.

Kisah mahasiswi UNY sulit bayar uang kuliah hingga wafat tersebut dibagikan oleh akun Twitter @rgantas pada Rabu (11/1) kemarin.

Unggahan telah dicuit ulang hingga 16 ribu kali. Menceritakan kisah pilu seorang mahasiswi UNY sulit bayar uang kuliah hingga wafat.

Penulis kisah mahasiswi UNY sulit bayar uang kuliah hingga wafat tersebut ialah teman dari NFRA alias R, mahasiswi yang kisahnya viral tersebut.

R ialah mahasiswi UNY jurusan Pendidikan Sejarah Ilmu Sosial angkatan 2020, telah meninggal dunia pada 9 Maret 2022.

R berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah, R dari kalangan orang miskin, ibunya penjual sayur, R juga memiliki empat adik lain yang semuanya masih sekolah.

Suatu hari, R kebingungan, biaya UKT melampaui kemampuannya, kasus ini mungkin sudah biasa, tapi pada R ini berbeda.

“R sudah mengisi nominal pendapatannya sesuai dengan kondisi dirinya, tapi saat diminta upload berkas ia tidak punya laptop, ia kemudian pinjam hp tetangganya” tulis @rgantas.

R gagal mengunggah berkas tersebut karena HP tetangganya juga kurang canggih, karena gagal upload berkah, biaya UKT R melonjak hingga Rp 3,4 juta.

Singkat cerita, dengan bantuan teman-teman dan para guru, akhirnya UKT semester 1 biaya terbayarkan dan R bisa tetap jadi mahasiswi UNY.

Baca Juga : Marak Jasa Joki Tugas Kuliah dan Skripsi, Ancaman Serius Untuk Kampus

R kemudian berusaha untuk bisa lanjut membayar biaya UKT semester 2, dengan kerja paruh waktu hingga bolak-balik meminta permohonan keringanan ke Rektorat UNY (Universitas Negeri Yogyakarta).

Namun R justru dilempar kesana kemari, padahal untuk kuliah saja R harus jalan kaki karena tak punya cukup uang untuk sekedar pesan ojek online.

R bahkan sangat senang ketika mendapat bantuan mie instan dari teman-temannya yang bersimpati. R akhirnya kembali kesulitan, tidak punya uang untuk membayar UKT, bahkan orang tuanya sudah berhutang tetap tidak cukup, masalah terus datang karena datang pandemi Covid-19, hingga akhirnya, R tidak terdengar lagi kabarnya.

“R ternyata selama ini sakit hipertensi yang buruk, dan kesedihannya tentang ancaman putus kuliah (akibat tak punya biaya) semakin memperburuk kondisinya, ia sampai kritis di rumah sakit karena pembuluh darah di otaknya pecah” lanjut @rgantas.

R kemudian meninggal dunia, di pemakamannya, @rgantas bercerita pada ibunda R bahwa R ialah pribadi yang tangguh. Ternyata R memang biasa kerja sejak kecil, kesana kemari mencari uang untuk membantu orang tuanya.

“UNY tidak pernah belajar, seharusnya ada mekanisme penurunan UKT. Apakah harus ada yang meninggal dunia dulu untuk bisa mendapat keringanan besar? logika ini tidak waras” tulis @rgantas dalam ceritanya.

Rektor UNY angkat bicara tentang kisah mahasiswi UNY sulit bayar uang kuliah hingga wafat, ia mengaku sedih.

“Saya sedih dan berduka, sampai ada mahasiswa yang meninggal dunia karena depresi tidak bisa bayar kuliah, saya betul-betul sedih. UKT terendah disini Rp 500 ribu satu semester tertinggi Rp 6 jutaan” tutur Rektor UNY.

Baca Juga : 3 Pengakuan Korban Persekusi Mahasiswa Gundar: Bantah Lakuin Pelecehan Seksual