Fahd Arafiq: Belajar Menjadi Negara Maju dari Sejarah Bangsa Eropa

Fahd Arafiq mengajak kita untuk belajar menjadi negara maju dari sejarah bangsa eropa, terlebih mengambil peluang saat terjadinya konflik Ukraina-Rusia

Fahd Arafiq: Belajar Menjadi Negara Maju dari Sejarah Bangsa Eropa
Fahd Arafiq saat berpidato di acara Jambore Nasional Bapera 2022 di Bumi Perkemahan Cibubur. Gambar : Baperanews.com

BaperaNews - Inovasi merupakan kunci survival sebuah bangsa, kerasnya musim di Utara khatulistiwa mulai dari panas kering mulai dari 35 derajat Celcius hingga musim dingin beku di bawah 10 derajat Celcius membuat manusia Utara selama ribuan tahun berinovasi lebih cepat dalam di bidang teknologi dibandingkan dengan manusia selatanyang hanya memiliki dua musim yang kemahirannya adalah mengelola alam serta agrikultur, ucap Fahd El Fouz A Rafiq (Ketua Umum DPP BAPERA) di Jakarta, pada Minggu, (26/6). 

Perlu diketahui bersama negara Eropa rata rata memiliki 4 musim, Negara dengan 4 musim menuntut mereka harus lebih matang merencanakan sesuatu. Bayangkan bila tidak mampu merencanakan, mereka akan punah, karena tidak bisa makan di musim dingin. Dan itulah yg membentuk karakter mereka, menjadi ‘good planner’ dan ‘Well Organizer’, (jangan lupa, Jepang, Korea juga bukan Eropa, namun mereka juga ‘good planner’). Bila dibandingkan dengan negara-negara di dekat khatulistiwa. 

Kemajuan permesinan bertabrakan dengan para penguasa atau para raja (land lord) ditanah Eropa membuat mereka yang kreatif dan inovatif sejak abad 17-an hijrah mencari Benua baru sejajar dengan Eropa yaitu bernama Amerika. Dan 250 tahun mendatang Amerika merdeka dan menjadi incaran para manusia "free thinker" yang menginginkan kebebasan untuk bermigrasi. 

Ketum DPP BAPERA ini mengungkapkan, "Kemajuan teknologi Eropa dalam hal permesinan, makin banyaknya barang produksi dan barang produksi memerlukan bahan baku inilah awal bangsa Utara menjadi lebih cepat maju dibandingkan bangsa selatan khatulistiwa", cetusnya.  

Baca Juga : Fahd Arafiq Ketum DPP Bapera Minta Penutupan Club Holywings Di Seluruh Indonesia

Jika menengok Kejayaan Nusantara maka, Sejarah Nusantara oleh Gajah Mada di dalam menyatukan menggunakan ekonomi yang sekarang ditiru oleh Tiongkok. Sejak 2013 dunia yang dahulunya selalu menggunakan kekuatan militer (Hard Power) berubah menjadi Soft Power menggunakan Penaklukan Ekonomi. Dalam perang terdapat perebutan wilayah untuk tujuan ekonomi dan untuk disebarkannya Ideologi. 

Sejarah mencatat Perang dunia I, II dan perang Asia Timur Raya semua berada di sisi Utara khatulistiwa. Perang dingin atau cold war dimana komunis menciptakan Pakta Warsawa melawan sisi barat pakta pertahanan (NATO). Mengapa membentuk pakta pertahanan? karena membuat pakta pertahanan sendiri biayanya sangat besar. Tanpa persiapan perang yang matang sebuah wilayah akan menjadi lemah dan mudah ditaklukan oleh pemimpin ambisius yang menyukai romantisme sejarah bangsanya. 

Fahd Arafiq mengajak, kita harus redraw map of Europe kita harus ganti cara melihat negara eropa dari sekarang. Perang masih terus berkecamuk di Ukraina dan saat ini Konglongmerat Rusia menyimpan hartanya di Turki. Dan negeri Erdogan ini menjadi Safe Haven tempat berlindungnya harta para konglomerat Rusia. 

Saat ini netralitas sulit dijalankan Eropa, setelah Swedia, Finlandia sebentar lagi Swiss dan Austria yang mungkin di taklukan NATO dan Moldova sudah siap masuk NATO. 

Saat ini Ukraina menjadi ujung tombak NATO, 18 billion Dollar dari negara Eropa dan Amerika menurunkan dana lebih dari 40 billion lagi jika dirupiahkan hampir 900 trilyun. 

"Yang jadi pertanyaan saat ini adalah Apakah Indonesia bisa ambil momentum atau peluang saat Eropa sedang bergejolak", ucap mantan Ketum DPP KNPI tersebut. 

Kontributor : Asw

Baca Juga : Bapera Rokan Hilir Dan Bapera Bangko Menggelar Turnamen Futsal Bergilir Cup I