2.000 Tenaga Medis di Gaza Utara Jalani Ramadhan Tanpa Sahur dan Buka Puasa

Krisis pangan di Gaza Utara memaksa para warga dan tenaga medis berpuasa tanpa makanan buka dan sahur selama Ramadan. Simak selengkapnya di sini!

2.000 Tenaga Medis di Gaza Utara Jalani Ramadhan Tanpa Sahur dan Buka Puasa
2.000 Tenaga Medis di Gaza Utara Jalani Ramadhan Tanpa Sahur dan Buka Puasa. Gambar : New York Times

BaperaNews - Krisis kemanusiaan yang melanda Gaza Utara semakin memperburuk kondisi para tenaga medis yang berjuang dalam situasi sulit tersebut. Dilaporkan bahwa sebanyak 2.000 tenaga medis yang bertugas di wilayah Gaza Utara memulai hari pertama Ramadan 1445 hijriah tanpa makan sahur dan buka puasa.

Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra, keadaan memprihatinkan ini terjadi karena krisis pangan akut yang melanda wilayah Gaza Utara. Militer Israel telah menangguhkan akses truk bantuan kemanusiaan yang seharusnya memasuki wilayah tersebut, mengakibatkan kekurangan pangan yang signifikan.

"Tenaga medis terlalu rentan terhadap kelaparan yang melanda Jalur Gaza utara," kata Al Qudra pada Selasa (12/3).

Para petugas kesehatan di Gaza Utara terpaksa menjalani puasa tanpa makan sahur atau berbuka puasa karena tidak tersedianya stok panganan yang mencukupi. Meskipun sejumlah bantuan mulai disalurkan melalui langit Gaza Utara, namun tampaknya hal tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pengungsi dan tenaga medis.

Baca Juga: Menteri Israel Sebut Bulan Ramadhan Harus Dihilangkan

Ashraf Al-Qudra menyerukan kepada dunia internasional dan organisasi kemanusiaan untuk memberikan makanan siap saji guna membantu para tenaga kesehatan di Gaza dalam menjalankan tugas-tugas mereka.

Tidak hanya para tenaga medis, tetapi juga warga Palestina lainnya di Gaza menghadapi tantangan serius akibat krisis pangan ini. Setengah jutaan warga Palestina harus mengalami kelaparan dan kehausan akut selama bulan suci Ramadan, sebagai dampak dari serangan militer Israel yang terus berlanjut.

Untuk bertahan hidup, para pengungsi dan warga Gaza terpaksa mencari cara alternatif dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka. Beberapa di antaranya, seperti Marwan al-Awadeya, terpaksa memakan batang kaktus jenis pir berduri untuk mengusir rasa lapar.

Sementara itu, warga Gaza Selatan, misalnya, mengubah biji burung menjadi tepung untuk membuat roti, setelah harga tepung melambung tinggi dan menjadi barang langka di Gaza.

Baca Juga: Billie Eilish Hadiri Piala Oscar 2024 dengan Pin Dukungan Gencatan Senjata untuk Palestina