Sederet Fakta Kasus Bullying Dokter Senior Ke Junior

Sederet fakta tentang kasus pembullyan dokter senior ke junior, Menkes Budi menyebut kasus bullying dokter sebenarnya sudah terjadi selama puluhan tahun.

Sederet Fakta Kasus Bullying Dokter Senior Ke Junior
Sederet Fakta Kasus Bullying Dokter Senior ke Junior. Gambar : Kreator Baperanews Via Canva.com

BaperaNews - Tindak perundungan atau pembullyan antara senior ke junior seolah menjadi budaya yang sulit dihapus. Tidak hanya di sekolah atau di lingkungan kerja, ternyata pembullyan juga terjadi sampai di lingkungan kesehatan di dunia kedokteran.

Pelaku dan korbannya sama, pelaku adalah senior dan korbannya junior. Kasus bullying dokter ini menjadi sorotan Menteri Kesehatan Budi Gunadi.

Menkes Budi menyebut kasus bullying dokter sebenarnya sudah terjadi selama puluhan tahun. Menurutnya, ada 4 Fakta kasus bullying dokter yang selama ini terjadi baik di rumah sakit maupun di instansi kesehatan lainnya yaitu :

1. Dokter junior dimanfaatkan sebagai pembantu atau asisten pribadi oleh dokter senior

“Sebagai pembantu pribadi, nganter laundry, bayar laundy, nganter anak, urus parkir, ambilin ini itu, banyak lah” kata Budi.

Bahkan ada grup khusus yang tidak berhubungan dengan pendidikan dokter namun berisi daftar perintah senior ke junior.

“Kalau semenit dua menit ga dijawab maka dokter junior akan dicaci maki” bebernya.

Baca Juga : Viral Wanita Menikah Dengan Pria Beda 34 Tahun, Dikira Sang Ayah

2. Dokter junior diminta mengerjakan tugas senior seperti jurnal dan lainnya padahal tugas itu tidak berhubungan dengan spesialisasi dari dokter junior

3. Dokter senior meminta dokter junior kumpulkan uang untuk acara yang jumlahnya mulai jutaan sampai ratusan juta rupiah.

“Yang ini yang membuat saya kaget karena berhubungan dengan uang. Misal buat siapin acara seniornya, disuruh siapin rumah, kontrak rumahnya setahun sampai Rp 50 juta, yang bayar juniornya” jelasnya.

4. Dokter junior diminta belikan makanan untuk senior tiap jam praktik

“Kan kadang dokter praktik sampai malam, dapat makanan dari rumah sakit ga enak. Misalnya maunya makanan Jepang, jadi tiap malam itu dokter junior harus keluarin uang Rp 5-10 juta buat beli makanan dokter senior. Atau ketika mau ada tanding bola, junior disuruh sewa lapangan. Ada senior HPnya ga bagus disuruh beliin junior” ungkapnya.

Lebih lanjut, Budi menegaskan telah membuka Hotline khusus untuk pelaporan tindak pembullyan sesama dokter ini agar dokter junior punya tempat untuk adukan hal tidak menyenangkan yang dialami. Untuk pelaku akan dikenai sanksi ringan sampai berat.

“Sanksi ringan seperti teguran, sanksi sedang seperti skors 3 bulan, dan sanksi berat akan diturunkan pangkatnya 1 tingkat selama 1 tahun serta dibebaskan statusnya sebagai pengajar atau dari jabatannya. Jadi nggak usah ngajar di RS kami” pungkas Budi.

Budi belum merinci apa saja yang termasuk pembullyan ringan, sedang, atau berat. Hal ini akan disampaikan Budi lebih lanjut.

Baca Juga : Wanita Kehilangan Rp 2,2 Miliar Karena Tergiur Iklan Minuman Murah