Puluhan Warga di NTT Tewas Terkena Gigitan Anjing Rabies

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ruth Laiskodat mencatat bahwa sebanyak 29 warga meninggal dunia akibat terkena gigitan anjing rabies.

Puluhan Warga di NTT Tewas Terkena Gigitan Anjing Rabies
Puluhan Warga di NTT Tewas Terkena Gigitan Anjing Rabies. Gambar : Ilustrasi Kreator BaperaNews Via Canva

BaperaNews - Sebanyak 29 orang di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah kehilangan nyawa mereka setelah digigit oleh anjing rabies selama periode Januari hingga November 2023. Data menunjukkan bahwa mayoritas korban berasal dari kalangan anak-anak dan balita.

Ruth Laiskodat, Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengungkapkan bahwa dari total korban yang meninggal, 17 di antaranya adalah anak dan balita, sementara 12 lainnya adalah dewasa dengan rentang usia 24 hingga 64 tahun. Tiga dari korban balita berusia antara tiga hingga empat tahun, sementara 14 lainnya adalah anak-anak dengan usia antara 6 hingga 15 tahun.

"Anak-anak sangat dekat dan rentan terhadap anjing rabies, itulah mengapa kita melihat jumlah kematian yang lebih tinggi pada kelompok usia ini," ungkap Ruth dalam wawancara dengan CNNIndonesia.com pada Rabu (29/11).

Menurut Ruth, dari total 17.860 pelaporan kasus gigitan anjing rabies, 26 persen korban adalah anak-anak berusia 5-9 tahun, 18 persen berusia di bawah 5 tahun, 14 persen berusia 10-14 tahun, dan 6 persen berusia 15-19 tahun.

Baca Juga : Viral Bocah 5 Tahun Meninggal Usai Digigit Anjing Rabies, Apa Gejalanya?

Data tersebut menunjukkan bahwa kelompok usia 5-9 tahun menjadi kelompok yang paling rentan terhadap serangan anjing rabies.

"Jadi yang paling banyak itu anak-anak umur 5 sampai 9 tahun," tambah Ruth.

Lebih lanjut, Ruth memaparkan bahwa sebagian besar kasus kematian gigitan anjing rabies terjadi di Pulau Timor, dengan 13 kasus, sementara Pulau Flores melaporkan 16 kasus. Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mencatatkan jumlah tertinggi dengan 11 orang meninggal dunia akibat serangan anjing rabies.

Sisanya terbagi di beberapa kabupaten lainnya, yaitu Timor Tengah Utara (TTU) dengan dua kasus, Sikka dengan lima kasus, Ende dengan lima kasus, Manggarai dengan tiga kasus, Manggarai Timur dengan dua kasus, dan Nagekeo dengan satu kasus.

Tentu saja, meningkatnya angka kematian akibat gigitan anjing rabies ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah setempat. Rabies merupakan penyakit yang dapat dicegah, dan penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk meminimalkan dampaknya.

Baca Juga : Hati-Hati! Jakarta Berisiko Kena Wabah Rabies