Buntut Kericuhan Pertandingan GU VS Deltras Sidoarjo, 28 Orang Jadi Korban

Insiden kericuhan pasca laga antara Gresik United dan Deltras Sidoarjo di Stadion Gelora Joko Samudro menimbulkan dampak serius bagi 28 korban.

Buntut Kericuhan Pertandingan GU VS Deltras Sidoarjo, 28 Orang Jadi Korban
Buntut Kericuhan Stadion Gelora Joko Samudro, 28 Orang Jadi Korban. Gambar : Kompas.com

BaperaNews - Sebanyak 28 orang menjadi korban kericuhan di Stadion Gelora Joko Samudro, Jawa Timur, setelah laga sengit antara Gresik United dan Deltras Sidoarjo di Liga 2 pada Minggu (19/11). Pertandingan berakhir dengan skor 1-2 untuk kemenangan Deltras, memicu reaksi emosional dari para suporter Gresik United.

Kericuhan dipicu ketika sejumlah suporter berupaya memasuki stadion untuk menemui pihak manajemen dan meluapkan kekecewaan karena kekalahan tim kesayangan mereka. Polisi dan petugas keamanan berusaha menahan para suporter tetapi upaya tersebut tidak membuahkan hasil dan situasi semakin memanas.

Muhammad Syamsud Dluha, Panpel Gresik United, menyampaikan bahwa dari 28 korban, 17 di antaranya adalah suporter, sementara 11 lainnya adalah anggota kepolisian.

"Ada 17 suporter, 11 polisi, total 28. Sebagian besar sudah bisa pulang," ungkap Syamsud Dluha.

Kericuhan bermula setelah peluit akhir pertandingan, ketika suporter berusaha memasuki stadion. Pihak keamanan berupaya meredam situasi tetapi suporter tetap bersikeras. Polisi melakukan imbauan agar suporter kembali ke rumah masing-masing, namun tidak diindahkan.

"Kami tidak bersikap reaktif. Kami tetap mengimbau agar seluruh suporter bisa kembali ke rumah masing-masing," jelas Kapolres Gresik, Adhitya Panji Anom. Namun, imbauan tersebut diabaikan, dan lemparan batu dari suporter membuat situasi semakin sulit diatasi.

Pihak kepolisian mengambil tindakan tegas setelah lemparan batu terjadi. Gas air mata ditembakkan untuk membubarkan kerumunan suporter di luar stadion. 

"Kami menembakkan gas air mata ke arah kerumunan untuk membubarkan suporter di luar stadion," jelas Kapolres Gresik.

Baca Juga: Pintu Gate Konser Coldplay Jebol Hingga Berujung Kericuhan

Dalam insiden ini, tidak hanya suporter yang menjadi korban tetapi juga petugas kepolisian. Sepuluh petugas mengalami luka akibat lemparan batu, dengan lima di antaranya masih dirawat inap di rumah sakit.

"Saat ini lima petugas masih dirawat inap di rumah sakit. Lima lainnya sudah bisa kembali di rumah. Semuanya karena lemparan batu," tambah Kapolres Gresik.

Para korban kericuhan menjalani perawatan di beberapa rumah sakit, termasuk RS Semen Gresik, RS Petrokimia Gresik, RSUD Ibnu Sina, dan puskesmas. Korban yang terkena gas air mata mengeluhkan sesak napas hingga mata perih. 

"'Sesak, pusing, matanya perih," ungkap Syamsud Dluha

Manajemen Gresik United juga merespons kejadian ini. Muhammad Syamsud Dluha, Panpel Gresik United, turut menyambangi rumah sakit untuk memastikan kesehatan para korban.

"Kami cek semua. Sebagian besar sudah bisa pulang," ujar Syamsud Dluha.

Pihak kepolisian memberikan penjelasan terkait tindakan mereka. Kapolres Gresik, Adhitya Panji Anom, menyebutkan bahwa penembakan gas air mata dilakukan untuk memastikan keamanan dan membubarkan kerumunan yang berpotensi merugikan.

Kericuhan pasca-laga antara Gresik United dan Deltras Sidoarjo menimbulkan dampak serius bagi 28 orang yang menjadi korban. Suporter yang kecewa dengan hasil pertandingan mencoba memasuki stadion, namun tindakan pihak keamanan untuk menahan mereka berujung pada kericuhan.

Gas air mata ditembakkan oleh polisi sebagai upaya untuk mengatasi situasi. Dampaknya melibatkan suporter dan petugas kepolisian, dengan sejumlah korban yang masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Baca Juga: TikToker Richard Theodore Bagi-bagi Bensin Gratis, Berakhir Kericuhan