Perbedaan Gejala Cacar Monyet Dahulu Dan Sekarang, Ini Bedanya Dengan Cacar Air

Penyakit cacar monyet masa silam dan yang baru sekarang punya perbedaan cukup signifikan. Berikut perbedaan cacar monyet serta perbedaan cacar air.

Perbedaan Gejala Cacar Monyet Dahulu Dan Sekarang, Ini Bedanya Dengan Cacar Air
Perbedaan cacar monyet pada jaman dahulu dan sekarang, juga bedanya dengan cacar air. Gambar : freepik.com

BaperaNews - Cacar monyet atau monkey pox sudah terdeteksi sejak tahun 1958 dan mulai menyerang manusia pada tahun 1970. Namun pada hari Sabtu 23 Juli 2022, Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyatakan cacar monyet sebagai Darurat Kesehatan Global.

Virus cacar monyet masa silam dan yang baru sekarang ini ternyata punya perbedaan cukup signifikan.

Berikut Perbedaan Cacar Monyet Jaman Dulu dan Masa Sekarang, Serta Perbedaanya Dengan Cacar Air : 

  1. Kategori Usia

Penyakit Cacar monyet di masa silam, terjadi pada segala usia termasuk anak-anak. Sedangkan penyakit cacar monyet yang baru ini lebih banyak terdeteksi pada orang dewasa.

“Jadi ada perbedaan klinis yang ditemukan dari laporan kasus di Afrika selama tiga bulan terakhir ini” ujar dokter spesialis penyakit dalam Roberts Sinto (27/7).

  1. Perbedaan Gejala

Virus Cacar monyet yang muncul kala itu berupa dataran merah, berisi cairan, menonjol, kemudian jadi keropeng dan lepas. Mirip dengan cacar air, namun prosesnya cepat dalam hitungan hari.

“Nah virus cacar monyet ini tidak terjadi pada masa sekarang, gambarannya dalam satu waktu akan bertemu tampilan klinis yang sama, jadi kalau bertemu bintil isi air, pada waktu itu semuanya bintil isi air” lanjutnya.

Yang membedakan dengan cacar air, kalau cacar air telapak tangan tidak terdampak, sedangkan pada cacar monyet, telapak tangan ikut terdampak atau terkena gejala.

Baca Juga : Simak! Fakta - Fakta Penting Penyakit Cacar Monyet

  1. Getah Bening

Pada kasus cacar monyet terjadi pembengkakan getah bening, sedangkan pada cacar air tidak ada pembengkakan getah bening.

“Itu adalah gambaran klasik yang dilaporkan di Afrika, sampai ada dua publikasi besar di tiga bulan terakhir ini ada yang melaporkan gambaran berbeda pada virus cacar monyet yang kita temukan saat ini” tutur Roberts Sinto.

  1. Gambaran Kulit Pasien

“Cacar monyet yang tiga bulan terakhir itu banyak ditemukan di daerah non endemis itu lesinya atau gambar kulitnya terlokalisir” imbuhnya.

Daerah yang ditemukan adannya penyakit cacar monyet pada tubuh manusia yakni lesi atau luka di suatu tempat, biasanya di sekitar mulut, kemaluan, atau dubur dengan jumlah lesi 5-10% saja, tidak menyebar dari atas sampai kaki. Beda dengan cacar monyet jaman dulu yang laporan jumlah lesinya mencapai 50%

“Laporan banyak terjadi pada mereka yang sexual active, tentu laporan yang terjadi pada anak itu tidak hanya saat ini” jelasnya.

Meski sebagian kasus dilaporkan oleh sejumlah Negara terjadi pada orang gay atau pria yang melakukan hubungan badan dengan sesama jenis, Roberts Sinto menegaskan bahwa cacar monyet tidak termasuk penyakit menular seksual.

“Jadi jangan salah mengerti, ini belum dinyatakan sebagai penyakit menular seksual” tutupnya.

Baca Juga : Sejarah Penyakit Cacar Monyet Dari Afrika Hingga Mendunia

Baca Juga : Cacar Monyet: Kemenkes Ungkap Gejala Dan Minta Masyarakat Lapor