Kemenkes: Kasus Penyakit TBC Pada Anak Naik 200 Persen!

Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi menyampaikan kasus penyakit tuberkulosis (TBC) pada anak naik hingga 200 persen.

Kemenkes: Kasus Penyakit TBC Pada Anak Naik 200 Persen!
Kemenkes: Kasus Penyakit TBC Pada Anak Naik 200 Persen! Gambar : Freepik.com/Dok. Pressfoto

BaperaNews - Kementerian Kesehatan mengumumkan di Indonesia ditemukan kenaikan kasus penyakit tuberkulosis (TBC) yang signifikan, kenaikan kasusnya bahkan lebih dari 200%.

Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi menyebut kenaikan kasus TBC di Indonesia terjadi karena orang tua tidak menyadari dan tidak mengetahui apa saja gejala TBC sehingga terjadi penularan TBC dengan mudah kepada anak-anak.

“Kasus TBC anak naik sangat signifikan. Tahun 2021 ada 42.187 kasus, tahun 2022 jadi 100.726. Jadi naiknya ini 200% lebih” tutur Imran Pambudi  pada Jumat (17/3).

Per Maret 2023, total kasus TBC anak di Indonesia yang dilaporkan sudah mencapai 18.144. Sedangkan pada Januari-Maret 2023, sudah ada total 118.438 kasus TBC anak di Indonesia.

Imran Pambudi mengaku, makin banyak kasus ditemukan, menunjukkan sistem notifikasi dan program Kemenkes juga berjalan. Menurut Imran Pambudi ada banyak kasus TBC anak di Indonesia yang sebenarnya belum terlihat atau belum diketahui.

Data dari Global TB Report 2022 menyatakan Indonesia ialah negara dengan peringkat kedua kasus TBC terbesar di dunia, di peringkat pertama ialah India yang memiliki kasus TBC sebesar 969 ribu.

Baca Juga : Kasus Diabetes Anak Naik 70%, Menkes: Jika Tak Ditangani, Bisa Kena Stroke dan Jantung

Imran Pambudi berharap data temuan ini bisa jadi kesadaran semua orang untuk mencegah dan menanggulangi penyakit tuberkulosis (TBC), agar Indonesia mampu menghilangkan TBC pada tahun 2030 mendatang.

“Jumlah kasus TBC di Indonesia paling banyak terjadi pada kelompok umur 25-54 tahun” pungkas Imran Pambudi.

Sebagai informasi, penyakit tuberkulosis (TBC) ialah penyakit menular yang berbahaya untuk anak-anak maupun orang dewasa. TBC umumnya tidak bergejala, penderita baru menyadari ketika berada di fase lanjutan.

Oleh karena itu, masyarakat Indonesia perlu mengetahui beberapa gejala TBC untuk orang dewasa, diantaranya ialah batuk lama 3 minggu lebih, batuk disertai darah, nyeri dada ketika batuk, berkeringat di malam hari, nafsu makan hilang dan berat badan turun, demam menggigil, serta kelelahan.

Sedangkan gejala TBC pada anak ialah batuk lebih dari 2 minggu, berat badan turun dalam 2 bulan atau gagal tumbuh, kelenjar getah bening membengkak, demam lebih dari 2 minggu, anak nampak malas dan tidak aktif, gejala tidak membaik meski sudah minum obat dan mendapat nutrisi.

Penyakit tuberkulosis (TBC) hanya bisa diketahui dari tes di fasilitas kesehatan. Sebab itu para orang tua harus paham gejala TBC dan segera periksakan anak ke dokter atau puskesmas jika mendapati gejala TBC.

Baca Juga : Kemenkes: Kenaikan Kasus Demam Berdarah di Indonesia Berkaitan Dengan El Nino