WFO Dianggap Buat Jalanan Lebih Macet, 6.598 Orang Dukung Petisi Kembalikan WFH

Sebanyak 6.598 orang mendukung petisi online kembalikan WFH (Work From Home) usai aktifitas kerja sistem WFO dianggap membuat jalanan macet dan menambah polusi.

WFO Dianggap Buat Jalanan Lebih Macet, 6.598 Orang Dukung Petisi Kembalikan WFH
WFO dianggap buat jalanan lebih macet. Gambar : m.mediaindonesia.com/Ramdani

BaperaNews - Seorang wanita bernama Riwaty Sidabutar membuat petisi di Change.org untuk kembalikan aktifitas kerja WFH (Work From Home) atau kerja dari rumah sebagaimana masa puncak pandemi Covid-19 dulu.

WFO (Work From Office) atau kerja di kantor dinilai membuat, penuh polusi, dan pekerja jadi tidak produktif. Hingga berita ini disampaikan, petisi kembalikan WFH tersebut telah ditandatangani sebanyak 6.598 orang.

Petisi kembalikan WFH tersebut diterbitkan sejak dua bulan lalu. “Dua tahun bekerja dari rumah, ketika harus ke kantor lagi rasanya bikin stress” tulis Riwaty Sidabutar dalam petisi kembalikan WFH yang ia buat.

Riwaty Sidabutar juga menyampaikan jarak rumah dengan kantor para pegawai tidak jauh beda dengan dirinya.

Misalnya dengan jarak rumah dan kantor 20 km, seseorang harus habiskan perjalanan 40 km tiap harinya untuk pulang pergi, membuat waktu sia-sia terlebih ketika harus berhadapan dengan jalanan macet dan polusi di jalanan.

“Belum lagi kalau sedang hujan, bisa kejebak macet lama sekali, satu jam bahkan memakai sepeda motor” imbuhnya.

Selain itu, WFO (Work From Office) dinilai tidak selalu bisa membuat pekerja lebih produktif, lamanya perjalanan yang dilalui seringkali membuat stress, dan membuat hasil pekerjaan justru tidak sebagus ketika bekerja dari rumah.

Baca Juga : Simak Aturan Baru Yang Berlaku Usai PPKM Dicabut

Dengan bekerja di rumah, Riwaty Sidabutar mengaku lebih aman, nyaman, dan percaya diri.

“Sebab itu saya minta agar aturan WFH (Work From Home) 10% dikaji kembali, ada baiknya kita juga diberi pilihan untuk bisa kerja dari rumah. Saya yakin dengan adanya aturan ini dari pemerintah, kantor jadi lebih fleksibel, pekerja bisa lebih nyaman” pungkas Riwaty Sidabutar.

WFO maupun WFH masing-masing memang memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Bagi perusahaan, WFO memudahkan dalam hal pengawasan, pekerja akan nampak secara langsung, bisa diamati bagaimana kerjanya.

Namun bagi pekerja, WFO seringkali membuat lelah terutama seperti yang dicontohkan Riwaty Sidabutar, ketika harus menempuh perjalanan lama untuk pulang pergi.

Sedangkan WFH mungkin terasa lebih mudah bagi sebagian orang, bisa jalankan pekerjaan tanpa harus bepergian, serta membuatnya lebih leluasa mengawasi rumahnya atau keluarganya meski sambil bekerja.

Hingga berita ini disampaikan, belum ada tanggapan dari pemerintah atau pihak terkait tentang petisi kembalikan WFH tersebut, memang pekerja kini telah WFO 100%, karena terus membaiknya pandemi.

Bagaimana menurut Anda? lebih suka kerja di kantor atau di rumah?

Baca Juga : PPKM Dicabut, Satgas Covid-19: Vaksin Booster Masih Jadi Syarat Perjalanan