Twitter Bicara Soal Buzzer Di Platformnya, 1,3 Juta Akun Di Suspend

Country Industry Head Twitter Indonesia, Dwi Andriansyah buka suara terkait banyaknya akun Buzzer dalam platform tersebut dan kini pihaknya telah men-suspend 1,3 juta akun Buzzer.

Twitter Bicara Soal Buzzer Di Platformnya, 1,3 Juta Akun Di Suspend
Twitter bicara soal Buzzer di platformnya. Gambar : Reuters/Stephen Lam

BaperaNews - Platform media sosial Twitter buka suara terkait buzzer yang seringkali memenuhi platform mereka dengan membuat unggahan settingan untuk menaikan sebuah kalimat menjadi trend.

Twitter sendiri enggan menyebut penggunanya sebagai buzzer, namun Twitter menyadari bila seringkali terjadi manipulasi percakapan yang dikenal dengan platform manipulation. Country Industry Head Twitter Indonesia, Dwi Andriansyah mengaku pihaknya serius dalam menangani platform manipulation.

"Kami tidak pernah mendefinisikan (pengguna) sebagai buzzer, Definisi kita pasti trends (manipulasi trend) dan Twitter ingin menjadi platform yang sehat. Makanya platform manipulation itu salah satu hal yang memang kita sangat concern" Ujar Dwi Adriansyah, pada Rabu (26/10) di kantornya di Jakarta.

Dwi mengaku bila Twitter menindak tegas perihal adanya "Buzzer" yang seringkali melakukan manipulasi percakapan untuk membuat sebuah kalimat menjadi trending topic.

Dwi menegaskan bila saat ini tedapat banyak akun yang melanggar dan telah ditindak dengan men-suspend akun tersebut, dirinya juga menyampaikan bukan hanya soal politik, namuk topik apapun yang dianggap sebagai spam dan manipulasi percakapan.

Baca Juga : Twitter Uji Coba Fitur Pengontrol Mention, Bisa Cegah Bully?

"Banyak sekali akun-akun yang telah kami suspend disaat mereka melanggar, baik itu urusan politik, atau topik lain, mereka melakukan pelanggaran dengan memanipulasi percakapan." Ungkap Dwi.

Dwi menjelaskan bila Twitter saat ini melakukan pemberantasan "Buzzer" atau orang yang memanipulasi percakapan, Twitter melakukannya dengan dua cara yakni dengan Artifical Inteligence dari sisi teknologi, kemudian juga terdapat peran human atau manusia yang melakukan pengawasan.

"Kita punya teknologi secara aktif (melakukan pengawasan) dan bahkan bisa menindak dengan hapus akun-akun tersebut. Kemudian dari sisi human dilakukan review dan melakukan penindakan bila terjadi pelanggaran." Lanjut Dwi menerangkan.

Dari laporan transparansi Twitter di periode Juli hingga Desember 2021, terdapat sekitar 4,3 juta laporan yang kemudian telah ditindaklanjuti dan dari 1,3 juta akun ditemukan melakukan pelanggaran dan telah disuspend.

Tak hanya akun, pihaknya juga telah menghapus atau melakukan take down terhadap 5,1 juta konten yang dianggap melanggar, meski pihak Twitter meng-klaim bila dari sekian banyak konten tersebut hanya sekitar 8 persen twit yang dibaca lebih dari 1000 pengguna.

Baca Juga : Twitter Siapkan Fitur Pengontrol Mention