Tertinggi Dalam 7 Tahun Terakhir, Harga Minyak Mentah Diprediksi Akan Mencapai 100 Dollar AS Per Barel

Harga minyak mentah terus melonjak dampak dari pandemi Covid-19 yang didukung dengan adanya konflik antara produsen minyak terbesar Rusia dan Ukraina. Simak berita legkapnya!

Tertinggi Dalam 7 Tahun Terakhir, Harga Minyak Mentah Diprediksi Akan Mencapai 100 Dollar AS Per Barel
Minyak dunia mendekati level tertingginya dalam dua tahun terakhir usai kesepakatan pemangakasan produksi oleh OPEC dan Rusia. Gambar: Pixabay.com

BaperaNews - Sejak perekonomian dunia beranjak pulih usai terkena dampak pandemi Covid-19 membuat harga minyak mentah dunia terus merangkak naik. Selain dampak Covid-19, naiknya harga komoditas minyak mentah juga didukung dengan ketegangan antara raksasa produsen minyak, Rusia dan Ukraina.

Berdasarkan data yang tercatat di Bloomberg, harga minyak mentah acuan global Brent menguat hingga 2,16 persen hingga mencapai ke level 96.48 dollar AS per barrel pada sesi perdagangan, pada Selasa (15/2/2022) pagi hari.

Sementara untuk harga minya mentah acuan Amerika Serikat, West Texas intermediate, mengalami kenaikan yang lebih sedkit yakni 0,7 persen sehingga masuk ke level 94,79 dollar AS per barrel.

Giovanni Staunovo seorang Analis Minyak UBS menyampaikan semakin memanasnya konflik antara Rusia dan Ukraina akan berpotensi mendorong harga minyak mentah hingga ke level 100 dollar AS per barrel untuk pertama kalinya dalam waktu 7 tahun terakhir.

"Tidak ada yang bisa membaca pikiran Presiden Putin," ujarnya.

Baca Juga: Arab Saudi Rayakan Hari Valentine, Mall di Dominasi Dengan Warna Merah

Investor pun khawatir konflik yang saat ini terjadi akan merusak fasilitas produksi minyak Rusia, sehingga nantinya akan menurunkan kapasitas produksi. Selain itu, sanksi yang diberikan oleh Negara Barat terhadap Rusia pun akan berpotensi mempengaruhi ekspor minyak. Karena didukung dengan ditundanya progress perundingan nuklir Iran – Amerika Serikat.

Selama ini Amerika Serikat sedang memberikan sanksi terhadap kepada Iran dalam sektor migas membuat Iran kesulitan untuk mengekspor minyak. Hal ini pun membuat tandon minyak di pasar berkurang dan semakin mendukung naiknya harga minyak.

Konflik yang tengah terjadi ini akan semakin memperkeruh kondisi pasar minyak dunia saat ini. Karena permintaan minyak yang tengah melonjak dan dibarengi dengan momentum pemulihan ekonomi dunia.

BofA Global Research memprediksi untuk tahun ini dan tahun yang akan datang perkiraan harga minyak mentah Brent. Dengan melihat permintaan yang merangkak pulih dan lebih sedikitnya tandon minyak dapat mendorong harga minyak hingga ke 100 dollar AS per barel pada tahun 2022.

Analisis memproyeksikan jika Amerika Serikat bisa mencabut sanksi yang diberikan kepada Iran maka aka nada potensi pasokan minyak hingga 500 ribu barel per hari. Namun karena prospek negosiasi yang masih buntu. Harga minyak ini pun masih cenderung naik.

Baca Juga: Densus 88 Menangkap Terduga Teroris di Bengkulu, Kader Dari Partai Ummat