Ternyata Ibu Kandung yang Rekam Anaknya Bersetubuh Pernah Ditolak Gegara Bau Badan

Fakta baru ibu kandung yang tega merekam anaknya bersetubuh dengan pacarnya ternyata pernah ditolak karena bau badan. Simak Selengkapnya!

Ternyata Ibu Kandung yang Rekam Anaknya Bersetubuh Pernah Ditolak Gegara Bau Badan
Ternyata Ibu Kandung yang Rekam Anaknya Bersetubuh Pernah Ditolak Gegara Bau Badan. Gambar : Kumparan/Rachmadi Rasyad

BaperaNews - Fakta baru terungkap dalam kasus kontroversial di Jakarta Timur di mana seorang ibu merekam putrinya, HR (17), bersetubuh dengan pacarnya hingga hamil. 

Kasus ini semakin mengejutkan ketika terungkap bahwa ibu tersebut, bernama Neneng Komala Dewi alias NKD (47), pernah mengajak pacar anaknya untuk berhubungan badan, namun ditolak dengan alasan bau badan.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Armunanto Hutahaean, memastikan bahwa Neneng memiliki ketertarikan terhadap pacar anaknya. 

Meskipun demikian, ajakannya ditolak oleh pacar HR karena menyatakan bahwa Neneng memiliki bau badan yang tidak enak.

Meski Neneng membantah kabar tersebut dan mengklaim bahwa ia tidak menyukai pacar HR, namun ia mengungkapkan bahwa ia merasa takut pada pacar anaknya yang sering berkata kasar.

Di hadapan Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, Neneng mengaku menyesal atas perbuatannya dan meminta agar diberi pengampunan.

Selain ibu kandung rekam anak bersetubuh dengan pacarnya, ibunya juga berusaha menggugurkan bayi yang dikandung HR dengan berbagai cara, mulai dari memberikan ramuan hingga membeli obat aborsi. 

Namun, semua upaya tersebut gagal hingga usia kandungan HR mencapai 7 bulan.

Neneng bahkan meminta tolong kepada temannya, NA (55), untuk membelikan obat aborsi di Pasar Pramuka dengan memberikan uang sebesar Rp 2 juta. 

HR dipaksa meminum obat tersebut selama dua hari hingga akhirnya anaknya lahir pada 6 April 2024 dini hari.

Baca Juga : Ibu Kandung Tega Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacarnya hingga Hamil Demi Kepuasan Birahi

Saat di Puskesmas, Neneng Komala Dewi berbohong bahwa bayi tersebut ditemukan oleh pengamen, padahal kondisi sebenarnya telah dimakamkan dalam kondisi plastik hitam dan kardus agar tidak ketahuan oleh keluarga.

Ketua RT tempat Neneng dan HR tinggal, Nurali, mengungkapkan bahwa Neneng jarang bersosialisasi dengan warga sekitar dan biasa dibantu oleh keluarga untuk kehidupan sehari-harinya. 

Warga sekitar juga tidak mengetahui bahwa HR hamil karena masih beraktivitas seperti biasa.

Uang sebesar Rp 2 juta yang seharusnya digunakan untuk membeli laptop HR, ternyata digunakan oleh Neneng untuk membeli obat aborsi, menggambarkan betapa tragisnya peristiwa ini yang melibatkan seorang ibu yang seharusnya menjadi pelindung dan penyayang bagi anaknya.

Baca Juga : Anak di Bawah Umur Diperkosa 8 Pria hingga Diancam Sebar Video