Simak! Bahan, Alat, Hingga Proses Yang Digunakan Untuk Membuat Batik

Penasaran bagaimana cara membuat batik? Simak ulasan lengkap mulai dari Bahan, Alat produksi hingga proses pembuatan Batik yang penuh dengan karya seni.

Simak! Bahan, Alat, Hingga Proses Yang Digunakan Untuk Membuat Batik
Berikut Bahan. Alat, Hingga Proses yang digunakan untuk membuat batik. Gambar : Unsplash.com/Dok. Camille Bismonte

BaperaNews - Batik merupakan salah satu seni kriya yang telah populer sejak dahulu. Batik sendiri memiliki karya seni yang bernilai tinggi, dan sudah menjadi bagian dari kebudayaan serta kebanggan Indonesia.

Dikutip dari buku Asyiknya Mengenal Batik Sambil Berkreasi oleh Yuwita Wahernika, kata batik berasal dari bahasa Jawa yaitu “amba”, yang artinya lebar, dan kata “tik” artinya titik. Jadi, batik bisa diartikan sebagai titik-titik yang dituliskan di sebuah kain lebar dan membentuk sebuah gambar. 

Batik adalah kain bergambar yang dibuat menggunakan teknik rintang warna. Bahan perintang yang dipakai berupa lilin. 

Pada 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan, untuk budaya lisan dan nonbendawi (Masterpieces Of The Oral And Intangible Heritage Of Humanity). Oleh karena itu, setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional atau Hari Batik Dunia.

Seiring berjalannya waktu, batik tidak hanya digunakan sebagai pakaian saja, namun batik banyak juga digunakan menjadi bahan kerajinan seperti tas, lukisan dan lain-lain. 

Baca Juga : Sejarah Dibalik Peringatan Hari Batik Nasional Setiap 2 Oktober

Oleh karena itu, Berikut alat dan bahan serta proses yang digunakan untuk membuat batik:

Alat dan Bahan membuat batik

Alat dan bahan yang biasanya digunakan untuk membuat batik adalah kain mori, zat pewarna, bak plastik, lilin, canting, wajan, kompor, saringan, dan gawangan. 

  1. Kain Mori

Kain mori adalah tempat untuk melukis batik. Kain yang biasanya digunakan untuk membuat batik adalah kain yang berasal dari serat alam.

  1. Zat Pewarna

Zat pewarna digunakan untuk mewarnai batik. Pewarna untuk membuat batik ada dua macam, yakni pewarna alami dan pewarna buatan (sintetis). Bahan pewarna alami berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti akar, mengkudu, kayu tinggi, daun indigo/nila. Sedangkan pewarna buatan yang biasanya digunakan untuk membuat batik adalah jenis naftol, indigosol, procion, dan remazol. 

  1. Bak Plastik/Ember

Bak plastik atau ember digunakan sebagai tempat untuk proses pencelupan warna.

  1. Lilin

Lilin digunakan untuk membuat batik dan berfungsi sebagai perintang warna kain, sehingga pola yang dibuat dapat terlihat dengan jelas. Lilin atau malam memiliki warna coklat, baik itu coklat muda ataupun coklat tua. Lilin batik terdiri dari campuran parafin, getah pinus (gondorukem), dan lemak hewan.

  1. Canting

Canting merupakan alat membuat batik yang berbentuk pena. Canting digunakan untuk menggambar atau menorehkan lilin pada kain. Canting yang biasanya digunakan untuk membuat batik adalah canting cecek, canting klowong, dan canting tembok. 

  1. Wajan

Wajan yang digunakan untuk membuat batik adalah wajah yang berukuran kecil berbentuk cekung dan bundar. Wajan biasanya digunakan sebagai tempat untuk mencairkan malam atau lilin.

  1. Kompor

Kompor digunakan untuk memanaskan malam/lilin yang ada di dalam wajan.

  1. Saringan

Digunakan sebagai alat membuat batik untuk menyaring malam atau lilin yang sudah dicairkan sebelumnya.

  1. Gawangan

Biasanya digunakan untuk membentangkan kain mori yang akan dibatik atau dilukis. 

Baca Juga : Hari Batik Nasional, Berikut Daerah Penghasil Batik Di Indonesia

Beralih Ke Proses Membuat Batik

Proses membuat batik di berbagai daerah di Indonesia, cenderung memiliki teknik yang salam. Sebagai berikut:

  1. Siapkan alat dan bahan membuat batik. Lalu, siapkan kain yang telah dicuci bersih, kemudian dikaji supaya mempermudah proses pelepasan lilin. 
  2. Menggambar motif pada kain. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menjiplak motif yang sudah ada sebelumnya. Apabila batik yang ingin dibuat ialah batik tulis, maka gambarlah desain di atas kain mori sesuai dengan pola yang diinginkan. 
  3. Lilin dipanaskan di dalam wajah yang berada di atas kompor, tunggu beberapa menit hingga lilin tersebut mencair. 
  4. Untuk mempermudah mengambil lilin dan menggoreskannya ke atas kain, pembatik bisa duduk dengan posisi kompor berada di sebelah kanan (tidak berlaku untuk yang kidal). 
  5. Kemudian, canting dicelupkan ke dalam wajan yang berisi lilin yang telah dicairkan sebelumnya, sekitar 3 detik untuk penyesuaian suhu pada canting. 
  6. Canting dilakukan dengan cara menorehkan lilin cair pada kain yang ingin dibatik. Cara memegang canting sebenarnya sama dengan memegang sebuah pensil, namun posisi cucuk canting agak mendongak ke atas agar lilin tidak menetes kemana-mana. 
  7. Lalu, isilah bagian pada pola yang masih kosong dengan macam ornamen seperti garis-garis arsiran ataupun titik-titik, sesuai dengan keinginan. 
  8. Selanjutnya tahap nembok, tahap ini dilakukan dengan mengeblok bagian kain yang tidak ingin terkena warna. 
  9. Kain diwarnai. Biasanya, tahap ini dilakukan dengan teknik celup dan colet. Teknik celup menggunakan pewarna naftol, sedangkan teknik colet menggunakan pewarna instan. 
  10. Kain yang sudah dicelup kemudian ditiriskan supaya warna pada serat kain bisa meresap secara maksimal.
  11. Melorod ialah proses menghilangkan atau melepaskan lilin pada kain. Proses ini dilakukan usai pewarnaan pada kain. Kain akan direbus ke dalam air yang mendidih hingga lilin lepas, dan bisa memunculkan motif yang telah digambar.
  12. Terakhir, cuci kain batik dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa lilin yang masih menempel. Kemudian kain batik dijemur, namun sebisa mungkin jangan langsung terkena panas sinar matahari. 

Baca Juga : Rayakan Hari Batik Nasional 2022, Iriana Jokowi Ajak 3.000 Wanita Berkebaya