Sejumlah Provinsi di China Berikan Cuti Panjang untuk Pasutri Baru

Sejumlah Provinsi di China membuat kebijakan baru yakni memberikan cuti panjang untuk pasangan suami istri (Pasutri) yang baru menikah selama 30 hari.

Sejumlah Provinsi di China Berikan Cuti Panjang untuk Pasutri Baru
Sejumlah Provinsi di China berikan cuti panjang untuk pasutri baru. Gambar : dw.com

BaperaNews - China mengalami resesi seks, warganya enggan menikah dan punya anak karena tingginya biaya hidup di Negara tersebut. Jika tidak diatasi, hal ini bisa berdampak pada ekonomi China di masa depan. Tiap Negara butuh generasi muda untuk penggeraknya.

Sejumlah Provinsi di China kini membuat kebijakan baru, memberikan cuti panjang untuk pasangan suami istri yang baru menikah selama 30 hari, diharapkan selama masa cuti panjang tersebut mereka bisa bereproduksi dan memiliki anak, agar angka kelahiran kembali naik.

Jumlah populasi di China terus merosot beberapa tahun terakhir, salah satunya karena resesi seks. Istilah ini berhubungan dengan keengganan seseorang untuk berhubungan seks, memiliki anak, dan juga menikah karena banyak faktor.

Selama ini pemerintah China hanya memberi cuti 3 hari bagi karyawannya yang baru menikah, kini aturan tersebut diubah, demi bisa mendukung agar pasutri baru bisa bereproduksi dan mencegah resesi seks. Jumlah harus cuti yang diberikan naik 10 kali lipat menjadi 30 hari.

Beberapa Provinsi China yang telah menerapkan ialah Shanxi dan Gansu. “Memperpanjang cuti nikah ialah hal yang efektif untuk tingkatkan angka kelahiran” tutur Dekan Institut Keuangan dan Ekonomi Universitas Barat Laut China Yang Haiyang pada Rabu (22/2).

Baca Juga : Dilanda Resesi Seks, Pemerintah Jepang Berusaha Keras Jodohkan Warganya

Populasi di China terus anjlok jumlahnya. Empat Provinsi di China menurun populasinya untuk pertama kali dalam 60 tahun terakhir. Dari data demografi 2022, empat Provinsi China mengalami penurunan populasi penduduk. Angka kematian justru lebih banyak, mengalahkan jumlah angka kelahiran.

Ada 8.000 kematian di Henan pada tahun 2022, dan angka kelahiran jauh lebih sedikit dari angka tersebut.

Faktor yang menyebabkan China mengalami resesi seks ialah berkurangnya jumlah perempuan umur produktif melahirkan, perubahan pandangan dan keyakinan, menunda kehamilan, enggan menikah, ditambah angka kematian yang meningkat. Demikian bunyi data statistik Provinsi Henan, China.

Diharapkan Provinsi di China yang lain bisa terapkan aturan cuti panjang untuk pasutri baru untuk menaikkan minat warga China dan memfasilitasi reproduksi mereka.

Kebijakan cuti panjang untuk pasutri baru ini tentu perlu mendapat pemahaman dari perusahaan, untuk bersedia memberi cuti panjang bagi karyawannya yang baru menikah.

Sebab jika cuti karyawan baru menikah terlalu singkat yakni 3 hari dianggap akan membuat proses reproduksi pasangan suami istri baru kurang maksimal.

Baca Juga : Diduga Bisa Menurunkan Berat Badan, Wanita Di China Kehilangan 1/2 Ginjal Usai Pijat