Riset : Penisun Dini Tingkatkan Risiko Kerusakan Otak

Journal of Economic Behavior & Organization menunjukkan bahwa pensiun dini dapat mengganggu kesehatan otak. Simak selengkapnya!

Riset : Penisun Dini Tingkatkan Risiko Kerusakan Otak
Pensiun Dini Meningkatkan Risiko Kerusakan Otak. Gambar : Freepik.com/Dok. Lifestylememory

BaperaNews - Pensiun dini bisa mengganggu kesehatan otak, orang yang pensiun dini memiliki kemungkinan menderita penurunan kognitif yang dipercepat dan bahkan mungkin mengalami demensia dini.

Riset yang dimuat dalam Journal of Economic Behavior & Organization menunjukkan resiko pensiun dini, dijelaskan pensiun dini dapat mempercepat penurunan kognitif pada masa dewasa akhir.

Menurut para peneliti University of New York program ini menggunakan survei kognitif yang disebut Survei Longitudinal Kesehatan dan Pensiun Cina (CHARLS) untuk melihat bagaimana rencana pensiun mempengaruhi kinerja kognitif.

Untuk membuktikan bila pensiun dini bisa mengganggu kesehatan otak, para peneliti melakukan riset dengan memeriksa efek dari program pensiun pedesaan yang diperkenalkan China pada tahun 2009 yang memberikan orang yang berpartisipasi dengan pendapatan yang stabil jika mereka berhenti bekerja setelah usia pensiun resmi 60 tahun.

Mereka menemukan bahwa orang yang berpartisipasi dalam program tersebut dan pensiun dalam satu atau dua tahun mengalami penurunan kognitif yang setara dengan penurunan kecerdasan umum sebesar 1,7% relatif terhadap populasi umum.

Penurunan ini setara dengan sekitar tiga poin IQ dan dapat mempersulit seseorang untuk mematuhi jadwal pengobatan atau melakukan perencanaan keuangan.

Baca Juga : Sopir Mercy Yang Melawan Arah di Tol JORR Diduga Mengidap Penyakit Demensia

Studi tersebut menyimpulkan bahwa pengaruh negatif pensiun dini pada aktivitas kebugaran mental serta keterlibatan sosial melebihi manfaat perlindungan pada perilaku kesehatan.

Indikator penurunan kognitif yang paling signifikan adalah daya ingat yang tertunda, yang telah ditunjukkan oleh penelitian sebelumnya sebagai prediktor penting demensia.

Efek negatif terbesar adalah demensia dini. Penurunan kognitif mengacu pada ketika seseorang mengalami kesulitan mengingat, mempelajari hal-hal baru, berkonsentrasi atau membuat keputusan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.

Meskipun beberapa penurunan kognitif tampaknya merupakan produk sampingan yang tak terhindarkan dari penuaan, penurunan yang lebih cepat dapat menimbulkan konsekuensi merugikan yang mendalam pada kehidupan seseorang.

Pensiun dini dan bekerja lebih sedikit atau tidak sama sekali dapat menghasilkan manfaat besar, seperti berkurangnya stres, pola makan yang lebih baik, dan lebih banyak tidur.

Tetapi seperti yang mereka temukan, itu juga memiliki efek samping yang tidak diinginkan, seperti lebih sedikit aktivitas sosial dan lebih sedikit waktu yang dihabiskan untuk menantang pikiran, yang jauh melebihi efek positifnya.

Sementara skema pensiun dini seperti 401(k) dan program serupa di negara lain biasanya diperkenalkan untuk memastikan kesejahteraan orang dewasa lanjut usia, penelitian menunjukkan bahwa skema tersebut perlu dirancang dengan hati-hati untuk menghindari konsekuensi merugikan yang tidak diinginkan dan signifikan.

Ketika orang mempertimbangkan untuk pensiun dini, mereka harus mempertimbangkan manfaat dengan kerugian yang signifikan dari kurangnya aktivitas mental secara tiba-tiba. Cara yang baik untuk memperbaiki efek ini adalah tetap terlibat dalam aktivitas sosial dan terus menggunakan otak Anda dengan cara yang sama seperti saat Anda bekerja.

Baca Juga : Riset: Warganet Indonesia Paling Lama Menghabiskan Waktu dengan HP